Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berani atau Bijak?

Kompas.com - 04/02/2012, 02:56 WIB

Kecelakaan sebelumnya yang menewaskan pebalap di MotoGP terjadi setahun setelah mesin baru diperkenalkan. Pada 2002, motor bermesin 990 cc empat langkah diperkenalkan pertama kalinya di GP Jepang. Motor berkapasitas mesin itu dipakai meski pemakaian motor bermesin lama, 500 cc dua langkah tetap sah.

Setahun kemudian, pada seri pertama MotoGP 2003 di Sirkuit Suzuka, musibah menimpa Daijiro Kato (26), pebalap tuan rumah dari tim Telefonica Movistar Honda Gresini. Kato yang juara dunia 250 cc tahun 2001 tengah berbelok di tikungan kedua Sirkuit Suzuka dan gagal menguasai keseimbangan.

Tidak ayal lagi, dia terjungkal dari jok sepeda motornya. Saat musibah di tikungan itu, Kato melaju dengan kecepatan 200 km per jam. Kato mengalami koma dan diterbangkan ke rumah sakit naik helikopter. Setelah tak sadarkan diri selama dua pekan, Kato pun mengembuskan napas terakhir.

Pada 2007, otoritas MotoGP memangkas kapasitas mesin motor dari 990 cc menjadi 800 cc. Pengurangan kapasitas berdasarkan pertimbangan demi meningkatkan keselamatan pebalap. Seiring perjalanan waktu, kecepatan sepeda motor MotoGP terus meningkat dan menimbulkan kekhawatiran tersendiri.

Dalam praktiknya, mesin 800 cc mahal dan sulit ditangani tim pendukung karena tiada pabrikan memproduksi mesin seperti itu. Alhasil, setiap tim harus membuat sepeda motor mereka dari nol.

Alasan itu pula yang ikut mendorong diperkenalkannya mesin baru 1.000 cc yang juga tersedia di pasar. Jadi, satu tim tinggal membuat sasis sepeda motornya.

Webb mengatakan, mesin besar membuat transmisi lebih mulus sehingga memudahkan perpindahan gigi. Alhasil, risiko kecelakaan pun mengecil.

Satu hal yang pasti, mesin 1.000 cc bakal mengulangi lagi aksi-aksi kecepatan yang pernah terjadi pada era 990 cc.

”Kami ingin menangkap kembali lomba yang sangat bagus pada era 990 cc. Ini bakal mematik ulang popularitas MotoGP. Motor yang lebih besar juga membuat pebalap dapat meluncur di tikungan dengan tenaga yang lebih banyak. Ini juga bagus dilihat,” kata Webb.

Lorenzo dan Webb sama-sama punya pendukung. Rekan senegara Lorenzo, Dani Pedrosa, yang berlomba untuk tim Honda, juga mengeluhkan motor bermesin baru. Keluhan Pedrosa, getaran yang terjadi karena pengereman yang keras. Getaran seperti itu, menurut dia, sangat sulit diperbaiki.

Sebaliknya, Rossi, si juara dunia tujuh kali, senada dengan Webb. ”Motor menjadi lebih menyenangkan. Saya suka 1.000 cc. Ini tipe mesin dengan putaran mesin yang lebih baik, lebih dapat dikendalikan. Bagi saya, kecepatannya akan mengesankan dan saya pikir ini tidak menjadi lebih berbahaya,” katanya.

Agaknya, dibatasi atau tidak kecepatan maksimal, lomba MotoGP tetap merupakan lomba yang mengundang risiko. Sebelum perdebatan ala Lorenzo dan Webb mencapai titik temu, semua akan berpulang pada pebalap dalam menyeimbangkan keberanian dan kebijaksanaan mereka. Antara tanduk merah dan lingkaran putih. (AFP/YNS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com