Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1500 Lampu Terangi Trek F1 Singapura

Kompas.com - 08/09/2008, 14:42 WIB

Pro vs Kontra
Untuk mempromosikan balapan ini, pemerintah Singapura mengundang wartawan mancanegara sebelum event dilangsungkan. Lahirlah berbagai komentar. Ada yang menilai, event ini sebuah pertunjukan spetakuler. Tetapi ada pula yang khawatir dengan polusi karena untuk penerangan, jumlah solar yang dibakar mencapai 11.200 liter.

“Banyak keuntungan diperoleh bila balapan berlangsung malam hari. Atmosfer cahaya lampu memberikan pemadangan spetakuler ,” komentar Stephen Slater dari ESPN Star Sport. Menurutnya, balap di malam hari memastikan jumlah penonton Formula-1 di Eropa dan Asia lewat televisi bertambah. Hal ini tentu saja akan menguntungkan sponsor.

Sampai akhir Agustus 2008, panitia mengatakan, tiket yang terjual sudah mencapai 95% dari 100.000 yang disediakan. Empat puluh persen dibeli penonton non- Singapura.

Untuk menyemarakkan GP dan meningkatkan daya tarik pengunjung, berbagai event dan festival diselenggarakan di negara tersebut. Antara lain Festival Singapore River (19 – 28 September), The Great Design Race (25 Agustus – 2 Oktober), dan Singapore Motorshow 2008 (26 September – 5 Oktober).

Kalau Hujan, Gimana Ya?
Hujan merupakan salah satu faktor yang membuat pembalap dan mantan pembalap “ngilu” memikirkan masalah keselamatan. Pasalnya, balapan berlangsung saat musim hujan. Karena itulah, legenda F1, Jackie Stewart, tiga kali juara dunia, ikut bicara soal ini. “Masalahnya, ini balapan pertama di malam hari. Pasti akan menyulitkan pembalap. Kombinasi gangguan yang lebih berbahaya adalah hujan dan silau lampu,” komentarnya.

Selain lampu, percikan air akan menambah kesulitan pembalap. “Pembalap yang berada di belakang sejauh 30 meter, dipastikan tidak bisa melihat mobil di depannya,” lanjut Stewart.

Kekhawatiran yang sama ini juga diliontarkan oleh Jarno Trulli. Balapan dilangsungkan di bawah cahaya lampu sirkuit jalanan kota tanpa kesempatan melakukan tes lebih lama. “Malam hari, hujan pula, adalah hal yang tidak diinginkan sama sekali oleh setiap orang dari segi keselamatan. Karena itu, saya merasa kurang nyaman,” ungkapnya.
Kekhawatiran Trulli lainnya, yaitu kombinasi dinding tembok dan berkurangnya penglihatan bila hujan turun. Ia pun membandingkan suasana MotoGP yang dilangsungkan malam hari di Qatar awal tahun ini dengan Formula-1 di Singapura. “Pembalap motor berlomba di sirkuit yang memang khusus untuk balap. Sedangkan kami, membalap di sirkuit jalanan,” tuturnya dengan mimik datar. Ah... bisa saja!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com