JAKARTA, KOMPAS.com - Mengusung dapur pacu yang lebih kecil, yakni 1.600 cc turbo, Tiggo 8 menjadi pilihan terjangkau untuk segmen sport utility vehicle (SUV) 7 seater di Indonesia.
Mesin 1.6 TGDI yang digunakan sebenarnya serupa dengan yang dipakai Omoda 5 GT. Berdasarkan data, tenaga yang dihasilkan mencapai 185 Ps atau 183 Tk, dan torsi maksimal sebesar 290 Nm.
Dengan torsi yang besar, tak heran Tiggo 8 masih cukup responsif pada putaran bawah meski secara dimensi bodi sebenarnya lumayan bongsor.
Tenaga yang dihasilkan dari mesin, ditransfer ke roda depan melalui transmisi otomatis 7 percepatan dual clutch (DCT) model basah.
Ketika pengetesan beberapa waktu lalu, saat mencoba melakukan kickdown perpindahan giginya terasa mulus tanpa kendala.
Dengan torsi dan tenaga yang bisa dibilang cukup, tak sulit bagi Tiggo 8 menyentuh kecepatan hingga 110 kpj dalam waktu singkat. Sementara untuk klaim dari Chery sendiri, akselerasi dari 0-100 kpj membutuhkan waktu kurang dari 9 detik.
Tak hanya itu, pengendara juga akan dimanjakan dengan beberapa pilihan mode berkendara yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Sayang, Chery tak melengkapi Tiggo 8 dengan paddle shift pada kemudi untuk memudahkan pengaturan perpindahan gigi ketika digeser ke mode manual.
Secara garis besar, torsi yang dimiliki Tiggo 8 memang jadi modal utama. Dibandingkan dengan rivalnya, yakni Honda CR-V Turbo, Tiggo 8 dengan harga jual berkisar Rp 430 juta sampai Rp 450 juta masih lebih unggul di atas kertas.
Tak heran meski mesin lebih kecil dari Tiggo 8 Pro dan Pro Max, namun sensasi yang dihadirkan Tiggo 8 ketika menjajalnya melewati jalan tol dalam kondisi yang lenggang, serasa mengendarai mobil dengan mesin 2.000 cc.
Belum lagi ditambah dengan handling yang baik berkat aplikasi suspensi independen McPherson di bagian depan dan multi-link independen pada bagian belakang.
Hal ini memberikan efek fun to drive bagi pengendara, dan kenyamanan imbas bantingan suspensi yang tergolong ramah penumpang untuk sebuah SUV.
Ketika melewati tikungan tajam di jalan tol dengan kecepatan di atas 60 kpj, efek bodi roll dari bodi yang bongsor hampir tak terasa. Bahkan meski memiliki kaki-kaki yang lumayan jenjang sebagai SUV, Tiggo 8 masih bisa stabil dan minim gejala limbung.
Meski demikian, sayangnya karakter dual clutch masih tetap terasa ketika menjajal Tiggo 8 berkendara di kecepatan rendah saat melintasi dalam kota. Perpindahan gigi terasa sedikit menyentak, yang membuat orang awam akan menilainya kasar.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/19/143100315/impresi-mesin-turbo-1600-cc-chery-tiggo-8