JAKARTA, KOMPAS.com - Pada perjalanan Merapah Trans-Jawa 2024 Pesona Pesisir Selatan Jawa, tim juga melalui jalan tol dari Cikampek hingga Cileunyi. Rasa letih dan jalan yang lurus di tol sering kali membuat pengendara jadi terlena dan akhirnya mengalami microsleep.
Untuk diketahui, microsleep adalah kondisi di mana sesi tidur singkat yang hanya berlangsung kurang dari 30 detik. Saking singkatnya, sejumlah orang yang mengalami microsleep kerap tidak menyadarinya.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, berbeda dengan mengantuk. Sebab, mengantuk saat mengemudi masih bisa dimanipulasi dengan minum, makan makanan ringan, bernyanyi, dan lain-lain.
"Microsleep datang ketika kondisi fisik sudah menurun atau letih akibat terkurasnya energi, dan ini yang tidak ada obatnya selain istirahat berkala yang efektif," ujar Sony, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
"Pertama, pada awal perjalanan, pastikan tidur cukup tujuh jam sebelumnya. Kan ada tuh yang bikin jadwal mudik setelah dia pulang kantor, siang atau sore, ya pasti lelah. Jadi, jangan seperti ini," kata Sony.
Sony menambahkan, berkendaralah dengan mengatur jadwal istirahat secara konstan. Tujuannya agar kondisi tetap fit setiap detiknya. Misal, tiga jam berkendara diselingi istirahat 15-30 menit, dan seterusnya.
"Pada durasi ketiga istirahat, usahakan tidur selama satu jam. Jadi, istirahat itu jangan menunggu badan lelah," ujarnya.
"Jika di perjalanan dan posisinya di tol, rest area masih jauh, boleh menepi ke bahu jalan dan keluar mobil untuk melakukan peregangan atau penyegaran fisik selama lima menit," ujar Sony.
Menurutnya, hindari makanan dan minuman yang kaya akan kandungan karbohidrat. Apalagi, sekarang viral pengemudi mengatasi letih dengan minum minuman berenergi.
"Menikmati proses perjalanan juga bisa merangsang otak untuk tetap rileks," kata Sony.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/04/01/084200815/waspada-serangan-microsleep-saat-melalui-jalan-tol-trans-jawa