Dalam tes keselamatan tersebut ditemukan bahwa adanya masalah pada airbag Gran Max pikap. Pikap Daihatsu itu ditemukan menggunakan pengaturan waktu untuk mengaktifkan airbag selama uji tabrak, padahal komponen itu seharusnya aktif secara otomatis ketika sensor mendeteksi tabrakan.
Airbag yang tidak berfungsi itu dinilai dapat membahayakan nyawa.
Sebagai informasi, Indonesia merupakan basis produksi dari Daihatsu Gran Max di dunia, termasuk memasok ekspor ke Jepang. Namun, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memastikan bahwa mobil di Indonesia tidak terkait skandal yang dialami di Jepang. Terlebih Gran Max pikap yang dijual di Indonesia juga tidak dibekali dengan airbag.
Lantas, mengapa ADM tidak menyematkan airbag pada Gran Max di Indonesia?
Sri Agung Handayani, Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT ADM mengatakan, pihaknya selalu mengikuti kebutuhan konsumen di Indonesia. Menurutnya, saat ini konsumen Gran Max pikap merupakan pelaku usaha yang membutuhkan kendaraan dengan harga yang lebih terjangkau.
“Sebetulnya kita ingin mengubah itu disesuaikan sama kebutuhan konsumen. Tapi konsumen (Gran Max pikap) ini retail bisnis, kita juga menyesuaikan ke dia kalau Gran Max pikap yang ada power steering, power window, AC itu adalah kebutuhan utama tiga yang harus dipenuhi di retail bisnis Gran Max,” ucap Agung, saat ditemui di Jakarta Pusat, belum lama ini.
Agung melanjutkan, saat ini ada tiga faktor utama yang menjadi pertimbangan konsumen yang ingin memilih Gran Max pikap.
“Ada tiga keutamaan memilih Gran Max, satu affordable, kedua efisiensi bahan bakar, ketiga adalah mudah perawatan dan sparepart,” kata Agung.
Sebagai informasi, Daihatsu Gran Max pikap dibanderol mulai Rp 159.950.000 untuk tipe 1.3 STD GL E4, sampai Rp 199.150.000 untuk tipe tertingginya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/16/122200115/ini-alasan-daihatsu-gran-max-tidak-dibekali-airbag