Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masih Banyak Pembeli Motor Listrik yang Wait and See

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi menyatakan, saat ini masih cukup banyak masyarakat yang cenderung memantau atau wait and see untuk melakukan pembelian sepeda motor listrik berbasis baterai di Tanah Air.

Kondisi tersebut tidak terlepas dari harga motor listrik yang masih belum kompetitif dari sepeda motor konvensional berpembakaran dalam (internal combustion engine/ICE).

Jadi dengan adanya perluasan pemberian subsidi Rp 7 juta, diharapkan bisa memberi rangsangan.

"Kalau menurut saya, dengan adanya perubahan skema kemarin misalnya, mungkin kita sampaikan (sosialisasikan) dulu bahwa ada bantuan pemerintah, baru orang mau beli. Nunggu, begitu jadi diubah baru berpengaruh terhadap penjualan," katanya saat ditemui di Jakarta belum lama ini.

"Jadi masyarakat menunggu skema yang baru ini. Salah satunya itu," tambah Budi.

Faktor lainnya mengenai keyakinan menggunakan kendaraan listrik sebagai transportasi utama sehari-hari. Mulai dari jarak tempuh yang terbatas, pengisian daya, perawatan rutin, sampai potensi masalah yang bakal terjadi.

"Kepercayaan masyarakat mungkin ya. Biasa sih kalau ada perubahan zona nyaman itu perlu waktu. Nanti edukasi bisa disampaikan terus-menerus," kata Budi.

"Berikutnya adalah infrastruktur. Kalau misalnya saya mau punya motor listrik, bengkel yang bisa menanganinya dimana. Kemudian juga chargingnya dimana dan bagaimana. Itu sih kekhawatiran kebanyakan mereka," ucap dia lagi.

Kendati demikian Budi yakin beragam kekhawatiran dan pertanyaan tersebut bakal bisa terjawab dalam waktu dekat seiring dengan tingginya sosialisasi. Apalagi dibantu oleh pemerintah melalui pemberian subsidi Rp 7 juta.

Sehingga tingkat penjualan sepeda motor listrik di Indonesia akan meningkat dalam waktu dekat.

Sebelumnya, Aismoli mencatat bahwa selama semester I/2023 penjualan motor listrik di Indonesia sudah mencapai sekitar 48.000 unit. Jumlah tersebut tidak lepas dari implementasi Perpres Nomor 55/2019.

Budi menuturkan bahwa sejak diberlakukannya peraturan tersebut, geliat perkembangan sepeda motor listrik makin terasa. Tidak hanya penjualan yang terdongkrak naik, tetapi juga jumlah agen pemegang merek (APM) yang semakin bertambah.

Pada awalnya, kata dia, hanya terdapat sekitar sembilan APM yang beroperasi di Indonesia, termasuk beberapa yang melakukan transformasi dari pabrik sepeda menjadi pabrik sepeda motor listrik. Namun, hingga tahun 2023, jumlahnya meningkat menjadi 52 APM.

Penjualan sepeda listrik juga terus bertambah, lantaran adanya APM yang juga berfokus memproduksi sepeda listrik.

Konversi kendaraan bermesin bakar menjadi kendaraan listrik juga semakin banyak dilakukan oleh masyarakat. Budi menyebut bahwa sejak tahun 2022, bengkel-bengkel yang mampu melakukan konversi tersebut terus bertambah.

Dia menilai, dengan adanya Perpres Nomor 55 Tahun 2019 dan Inpres Nomor 7 Tahun 2023, pemerintah telah memberikan sinyal kuat tentang kebutuhan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengadopsi teknologi ramah lingkungan.

Langkah-langkah ini tidak hanya memberikan dampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga mendorong perkembangan industri sepeda motor listrik di Indonesia.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/18/181257615/masih-banyak-pembeli-motor-listrik-yang-wait-and-see

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke