TANGERANG, KOMPAS.com – Kendaraan listrik terus digaungkan oleh pelaku bisnis otomotif di Indonesia, begitu juga untuk segmen kendaraan niaga penumpang seperti bus.
Beberapa karoseri lokal kini mulai meluncurkan produk bus listrik ke pasar. Hal ini tentunya membuat prospek bus listrik kian maju dari tahun-tahun sebelumnya.
Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) dan Direktur Utama PO SAN, Kurnia Lesani Adnan mengatakan, produk bus listrik punya prospek yang besar bila untuk layanan bus kota. Namun kalau untuk layanan bus AKAP masih belum cocok.
“Kalau kita bicara prospek bus listrik itu pasti ada prospek, prospeknya pasti besar, tapi tinggal untuk peruntukannya sudah tepat atau tidak. Hal itu karena kita sama-sama kita tahu kalau untuk bus kota dan bus pariwisata punya titik tertentu. Sementara itu kalau bus AKAP itu rutenya jauh,” kata pria yang akrab disapa Sani tersebut kepada Kompas.com di booth Karoseri Adiputro yang ada di GIIAS 2023, Jumat (11/8/2023).
Sani mengatakan, teknologi bus listrik rata-rata hanya punya kapasitas baterai untuk perjalanan 300 meter. Tantangan lainnya adalah perihal pengisian daya baterai yang paling cepat 2,5 jam.
Untuk digunakan sebagai layanan bus AKAP, akan membuat perjalanan penumpang sampai ke tujuan jadi lama.
“Bayangkan kalau selama itu bus AKAP harus cas, nanti bagaimana nasib penumpang ? Jadi menurut saya kalau yang bisa dicepatkan untuk menjadi EV itu bus kota lebih masuk akal. Bus kota beroperasi di lingkungan tertentu, dan ada waktu ngecas di luar jam sibuk,” kata Sani.
Sani juga mengatakan, dukungan pemerintah harus konsisten terhadap kelangsungan bus listrik. Dukungan itu bisa di mulai dari pembangunan instalasi charging atau infrastruktur.
“Jadi jangan didukung kendaraannya dulu baru infrastrukturnya,” kata Sani.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/13/160100215/bus-listrik-di-indonesia-masih-terganjal-infrastruktur