JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak faktor yang bisa mempengaruhi daya tahan baterai motor listrik, misalnya tidak konsisten dalam mengatur kecepatan, kontur jalan curam, dan beberapa hal lainnya.
Selain yang telah disebutkan, membawa penumpang atau beban tambahan ternyata juga jadi salah satu faktor yang membuat baterai motor listrik cepat habis.
Contoh dari situasi tersebut terjadi saat acara touring komunitas sepeda motor listrik (KOSMIK) sejauh 130 kilometer, dari Jakarta Pusat menuju Citorek, Bogor, padaa hari Minggu (23/7/2023).
Dua orang peserta yakni Hifdzi dan Toni, hampir mengalami situasi kurang mengenakkan berupa baterai drop.
Keduanya menggunakan motor listrik yang sama dengan mayoritas anggota komunitas lainnya, yakni Alva One.
Spesifikasi baterainya jenis ion litium berkapasitas 60v 45Ah dengan klaim daya jelajah sejauh 70 kilometer.
Berbeda dengan peserta lainnya yang berkendara sendiri, Hifdzi dan Toni mengikuti touring sembari membonceng istrinya masing-masing.
Memasuki rest area pengisian daya SPKLU Jatinga di kilometer ke-50 dari titik berangkat, ditemukan jika konsumsi baterai motor listrik keduanya jauh lebih besar, dibandingkan pengguna Alva One yang berangkat sendiri.
Rata-rata pengendara lain memiliki sisa daya baterai sekitar 20 persen sampai 25 persen, namun Hifdzi dan Toni justru berada di angka 2 persen dan 5 persen.
“Padahal kecepatan rata-rata sama, main di 50 kpj sampai 60 kpj. Tapi konsumsinya memang jauh lebih meningkat,” ucap Hifdzi kepada Kompas.com, Minggu (23/7/2023).
Hal senada juga diungkapkan Toni, dia mengaku ini merupakan kegiatan touring jarak jauh pertamanya sembari membonceng istri.
“Biasanya kalau nyetir jarak jauh sendiran aja, cuma untuk hari ini ajak istri juga,” kata dia.
Penjelasan mengenai situasi ini dipaparkan oleh Muhammad Dipokartono, pemilik bengkel spesialis motor listrik Orang Senang Garage, yang juga turut menghadiri touring.
Dia mengatakan, semakin tinggi beban yang diangkut oleh motor listrik, maka semakin besar pula kinerja dinamo dan konsumsi daya listrik.
“Jadinya dinamo butuh daya listrik yang jauh lebih besar supaya bisa bergerak,” kata pria yang akrab disapa Divo Gimbal itu.
Dia menganalogikan situasi tersebut seperti penggunaan ponsel. Konsumsi daya baterainya pasti akan berbeda, tergantung aplikasi apa yang digunakan.
“Konsumsi baterai hape antara chatting dan main game pasti berbeda, walaupun durasinya sama-sama 1 jam. Pasti penurunannya lebih besar buat game, karena demand listriknya banyak. Untuk molis, situasinya serupa juga,” kata dia.
Menurut Divo, situasi yang dialami Hifdzi dan Toni bisa menjadi edukasi baik bagi para pengguna, terkait pengaruh payload capacity terhadap konsumsi baterai.
“Idealnya itu motor listrik bisa bekerja optimal kalau bebannya tidak lebih dari 100 kilogram. Dinamo tidak perlu meminta daaya listrik besar dan kapasitas baterai masih normal,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/07/24/161200615/bawa-beban-berlebih-bisa-bikin-baterai-motor-listrik-cepat-habis