JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di kawasan Halmehera Timur, Maluku Utara, Indonesia mulai memasuki babak baru.
Hal ini seiring dengan langkah PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang secara resmi menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat atau Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) atas pengalihan sebagian kepemilikan dari PT Feni Haltim (FHT).
Penandatanganan terkait dilakukan oleh Antam bersama anak usahanya, PT International Mineral Capital (IMC) bersama Hong Kong CBL Limited (HKCBL), anak usaha dari Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL).
Melalui keterangan tertulis perseroan, Selasa (9/5/2023), pengalihan saham ini dilakukan untuk pengembangan, pengoperasian kawasan industri sebagai lokasi pengembangan ekosistem EV Battery (Electric Vehicle Battery) atau baterai kendaraan listrik terintegrasi.
Selain itu, pengembangan juga dilakukan untuk perluasan pembangunan pelabuhan dan infrastruktur lainnya, termasuk pembangunan fasilitas pengolahan nikel berbasis teknologi Rotary Kiln Electric Furnace sebanyak empat line produksi.
"Penandatanganan CSPA ini merupakan milestone perusahaan atas upaya pengembangan EV Battery yang sedang dilakukan," kata Sekretaris PT Antam Syarif Faisal Alkadrie.
Adapun CBL secara grup merupakan calon mitra strategis Antam, memiliki portofolio untuk melakukan pengembangan dan pengelolaan kawasan industri nikel.
Serta dapat memberikan kepastian pemenuhan tenant di Kawasan Industri FHT, sehingga diharapkan akan bisa memberikan iklim investasi yang menjanjikan bagi Indonesia.
“Diharapkan CSPA ini akan bisa meningkatkan efektivitas pengembangan EV battery yang sedang dilakukan di Indonesia, sehingga dapat menciptakan nilai tambah dalam pengelolaan bijih nikel Antam, baik limonite maupun saprolite,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengungkapkan bahwa saat ini perkembangan perjanjian atas pembangunan pabrik baterai terintegrasi di Indonesia masih positif.
Tercatat, terdapat dua pabrikan besar yang berminat masuk yaitu LG Energy Solution (LGES) dengan investasi 1,1 miliar dolar AS, serta Contemporary Amperex Technology (CATL) melalui anak usahanya, CBL.
Perusahaan asal Tiongkok tersebut, diperkirakan bakal mengucurkan dana investasi mencapai 5,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 84 triliun. Nantinya, pabrik akan dibangun di Pulau Jawa dan Halmahera Timur untuk pembuatan precursor dan katoda baterai.
"Visualisasi yang direncanakan oleh CATL di Halmahera Timur, baik dari segi infrastruktur perkapalan dan juga area untuk sudah disiapkan cukup matang," katanya, Kamis (13/4/2023) lalu.
"Jadi dari aspek refining (pengolahan nikel menjadi nikel sulfat) ada di sana. Hanya battery cell yang akan dibangun di Jawa, hampir 70 persen fasilitas di Halmahera Timur. Kita harapkan terealisasi di 2026," jelas Toto.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/05/10/082200515/update-pembangunan-pabrik-baterai-kendaraan-listrik-di-halmahera-timur