JAKARTA, KOMPAS.com - Truk merupakan angkutan yang punya peran penting di Indonesia. Berbagai jenis barang bisa diangkut, dari material konstruksi sampai bahan pokok atau kebutuhan sehari-hari.
Seiring berjalannya waktu, infrastruktur jalan tol mulai membentang ke berbagai daerah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa (Tol Trans-Jawa). Hadirnya tol yang menghubungkan bagian Timur sampai Barat Jawa tentu bisa mempercepat waktu pengiriman.
Tapi kalau dibandingkan, mana yang lebih dipilih pengusaha truk saat mengantarkan barangnya, jalan tol atau non tol?
Tonny Wijaya, Trucking Manager PT Dunia Express Transindo, mengatakan, pemilihan apakah barang diantar lewat tol atau nontol kembali ke pemilik barang.
"Kalau full tol, dari sisi waktu akan lebih cepat. Tapi ada pertimbangan lain dari sisi biaya, karena cukup besar yang harus kita cover," ucap Tonny kepada Kompas.com belum lama ini.
Tapi menurut driver yang ada di perusahaannya, kebanyakan lebih suka lewat jalan nontol. Penyebabnya adalah, pengemudi bisa menentukan tempat istirahat yang sudah biasa dikunjungi, berbeda dengan di tol.
"Kalau lewat tol, rest area jauh-jauh. Kalau malam penerangan masih kurang, jadi sebisa mungkin nontol, lebih bagus," ucap Tonny.
Tonny menjelaskan, ketika driver melewati jalan nontol, maka bisa mendapatkan tempat istirahat yang lebih nyaman. Selain itu waktu perjalanan juga biasanya lebih fleksibel.
"Jarak rest area yang jauh membuat waktu istirahat pengemudi jadi tidak pas. Seharusnya pengemudi itu setiap empat jam minimal istirahat pendek," kata Tonny.
Sedangkan kalau pengemudi sudah mengemudi lebih dari delapan jam dalam sehari, maka harus istirahat yang lebih panjang, atau tidur.
"Kalau sudah pukul 00.00 ke atas, mereka wajib istirahat. Antara pandangan, juga situasi di jalan yang kurang aman, apalagi saat lewat jalan nontol," ucap Tonny.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/28/072200415/dari-sudut-pandang-pengusaha-truk-lebih-enak-lewat-tol-atau-nontol-