Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Mobil PHEV Jauh dari Laris di Indonesia?

JAKARTA, KOMPAS.com - Popularitas kendaraan listrik berjenis Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) di Indonesia agaknya masih kurang cukup mendapatkan perhatian. Terbukti dari data penjualan, mobil yang sejatinya juga rendah emisi ini masih jauh tertinggal dibanding kendaraan elektrifikasi jenis teknologi lain, semisal hybrid atau bahkan mobil listrik sekalian.

Dilansir dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), selama 2021 mobil PHEV hanya terjual 35 unit dari total 3.147 unit kendaraan listrik yang berhasil terjual para produsen kendaraan roda empat atau lebih di dalam negeri.

Angka tersebut lantas semakin memburuk pada periode Januari-November 2022, cuma tercatat laku 10 unit. Memang, dalam periode itu tercatat hanya Outlander PHEV yang tersedia di pasar, sedangkan Prius PHEV dipasarkan untuk kebutuhan project khusus saja.

Menanggapi hal itu, Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor Anton (TAM) Jimmi Suwandy menjelaskan bahwa PHEV memang memiliki sejumlah kelebihan, yaitu pada jarak tempuh yang lebih panjang dan mudah digunakan dibanding Battery Electric Vehicle (BEV).

Sebab, mobil tidak selalu harus diisi daya lewat charging station. Baterai masih bisa diisi melalui perlambatan (deselerasi) atau stop-and-go layaknya kendaraan Hybrid Electric Vehicle (HEV).

"Tetapi memang untuk optimalisasi, rasanya belum dapat maksimal karena tetap butuh infrastruktur (SPKLU) untuk charging," katanya kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023).

Sementara pembentukan infrastruktur yang memadai untuk kendaraan listrik dengan tipe pengisian daya eksternal, tidak murah, serta membutuhkan waktu dan kolaborasi dengan stakeholder terkait, termasuk pemerintah.

Oleh karena itu, dalam tahap awal untuk memopulerkan kendaraan jenis PHEV, PT TAM hanya memasarkannya secara khusus untuk proyek komersial sembari menciptakan dan mengembangkan infrastruktur pendukungnya.

Pernyataan serupa juga datang dari PT Mitsubishi Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) yang sudah mencoba memasarkan Outlander PHEV sejak 2020. Sehingga, dalam kondisi Indonesia saat ini, untuk mempercepat era elektrifikasi paling relevan ialah mobil hybrid.

"Sekarang model elektrifikasi kita yang sudah dijual baru Outlander PHEV dengan harga Rp 800 jutaan. Ini karena CBU (Completely built-up). Mungkin bisa kompetitif bila dilokalisasi di sini," ucap Intan Vidiasari, General Manager of Marketing Communication and Public Relation MMKSI, beberapa waktu lalu.

"Dengan harga itu, tentu pasarnya sangat niche ya. Kalau melihat infrastruktur sekarang, sebenarnya hybrid (mobil hybrid) lebih applicable menurut saya. Apabila ditanya langkah kita soal elektrifikasi tahun ini, tunggu saja tanggal mainnya, ada kejutan," ucap Intan.

Sebagai informasi, selama menjalani debut di Indonesia sejak 2020, Prius PHEV diklaim sudah terjual sebanyak 16 unit. Mobil ini hanya dipasarkan untuk kebutuhan khusus, seperti proyek elektrifikasi perseroan dan Pemerintah RI.

Sementara Outlander PHEV, dalam kurun waktu sama, populasinya disebut sudah sekitar 100 unit.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/13/070200915/mengapa-mobil-phev-jauh-dari-laris-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke