JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 di Indonesia masih melanda sampai saat ini. Salah satu industri yang terkena imbasnya adalah karoseri pembuat bus yang mengalami penurunan pemesanan bus.
Hal ini dikarenakan banyaknya pembatasan sehingga operator bus tidak mengoperasikan busnya. Selain itu juga berpengaruh pada pemesanan bus baru atau sekadar melakukan perbaikan di karoseri.
Alvin Arman, Commercial Director CV Laksana mengatakan, industri karoseri di Indonesia sedang dalam posisi yang paling rendah, bahkan lebih parah dari saat krisis moneter tahun 1998.
“Bagi kami Industri Karoseri Bus tahun 2021 ini justru lebih berat lagi dibanding dengan tahun 2020. prediksi kita efeknya bahkan masih bisa lebih dalam lagi, karena terus terang sampai saat ini masih belum kelihatan kapan akan berakhirnya,” ucap Alvin kepada Kompas.com, Senin (23/8/2021).
Namun sayangnya di Indonesia yang mulai memperkenalkan bus listrik, agak merugikan industri karoseri pembuat bodi bus. Hal ini dikarenakan lebih murahnya biaya Bea masuk untuk bus listrik secara utuh dibanding mengimpor sasisnya saja.
Efeknya, operator lebih memilih untuk mengimpor bus listrik secara utuh dari luar negeri. Bisa dilihat seperti salah satu operator bus TransJakarta yang mengimpor 30 unit bus listrik belum lama ini.
“Harapan kita 30 unit bus listrik ini menjadi impor yang terakhir secara utuh (CBU) dan industri karoseri juga masih diberi kesempatan untuk berkarya di negari kita sendiri,” kata Alvin.
Alvin sangat menyayangkan mengapa bus listrik harus CBU, padahal karoseri di Indonesia sudah siap untuk memproduksi bodinya. Karoseri Laksana juga sudah membuat prototipe dengan salah satu APM yang mengimpor sasis bus listrik.
Begitu juga dengan karoseri Piala Mas yang membuat bodi bus listrik medium untuk PT INKA, New Armada yang membuat bodi untuk PT Mobil Anak Bangsa. Jangan sampai kebijakan Bea masuk ini mematikan industri karoseri di Indonesia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/08/24/184200715/karoseri-sedang-terpuruk-jangan-ditambah-dengan-impor-bus-listrik