JAKARTA, KOMPAS.com – Kehadiran sasis bus tronton atau triple axle di Indonesia sudah ada sejak 2014.
Saat itu, PO Kurnia di Aceh menjadi yang pertama menggunakan sasis tronton yang dipasang ke bodi buatan karoseri Adiputro.
Saat ini, berbagai PO sudah menggunakan sasis tronton untuk bus operasional. Sasis tronton ini juga kerap digunakan pada bodi bus ekstra tinggi dan double decker.
Sasis ini memiliki keunggulan bisa membawa beban lebih besar, sehingga bisa memuat lebih banyak penumpang.
Banyaknya PO yang sudah menggunakan sasis tronton sebagai armadanya, ada satu operator bus yang mengklaim memiliki trayek terjauh di Indonesia.
PO tersebut adalah Siliwangi Antar Nusa (SAN) dengan trayek Blitar-Pekanbaru Pergi Pulang (PP).
Direktur Utama PO SAN Kurnia Lesani Adnan mengatakan, ada beberapa alasan mengapa sasis tronton tersebut digunakan untuk trayek terjauh, sekitar 1.500 km.
“Kami memilih sasis 6x2 (tronton) karena membutuhkan daya angkut yang lebih untuk kelas menengah. Selain itu juga agar tarif terjangkau namun tetap mengedepankan kenyamanan dan keamanan penumpang,” kata pria yang akrab disapa Sani kepada Kompas.com, Minggu (20/6/2021).
Sasis tronton yang ada di Indonesia bisa dibilang paling canggih dan bertenaga diantara sasis lainnya.
Misalnya, untuk segi tenaga, sasis tronton kebanyakan memiliki tenaga di atas 400 TK. Selain itu juga dilengkapi dengan suspensi udara agar semakin nyaman.
Sani juga mengatakan, selama memakai sasis tronton untuk rute tersebut, tidak banyak kendala yang berarti.
Paling hanya ketika melewati kondisi jalan yang kurang baik, bus bisa tersangkut karena rendahnya ground clearance.
“Kondisi jalan paling di Lintas Sumatera saja, kalau ada lubang bisar bisa tersangkut karena ground clearance yang relatif rendah. Selain itu, soal bahan bakar juga lebih efisien jika digunakan jarak jauh,” ucap Sani.
PO SAN sendiri menawarkan kelas Bisnis dengan susunan dua di kanan dan dua di kiri (2-2) dengan total 56 bangku. Untuk harganya, trayek Blitar-Pekanbaru PP ada di harga Rp 535.000.
Asal Mula
Membahas Perusahaan Otobus (PO) Siliwangi Antar Nusa (SAN) tidak lepas dari dua nama, Hasanuddin Adnan dan Kurnia Lesani Adnan. Membahas sejarahnya, PO ini berdiri pada tahun 1978.
Mulanya, Hasan merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Dirinya sebenarnya ingin menjadi tentara namun tidak direstui ibunya. Sejak itulah dirinya mendaftar menjadi calon PNS di Pemda Provinsi Bengkulu.
Pada tahun 1978, Hasan memulai bisnisnya dengan memiliki sebuah truk yang digunakan sebagai angkutan barang.
Tujuan awal dari didirikannya PO SAN ini agar warga Bengkulu bisa bepergian ke daerah lain di Indonesia.
Usaha angkutan penumpang sebenarnya baru ditekuni pada tahun 1990. Bermodalkan sembilan armada bus sedang, empat unit di antaranya bus sedang Mazda T4000, di bawah bendera Siliwangi Antar Nusa Travel dia memberanikan diri membuka rute jarak jauh.
Jurusan perdana yang dilayaninya Bengkulu – Bekasi. Dalam waktu kurun lima tahun armadanya berkembang ke bus besar dan mulai mengembangkan rute.
Dalam bisnis usaha transportasi, Hasan sangat mengedepankan pelayanan kepada para pelanggannya.
Dia juga menerapkan 5 pilar utama kepada para pegawainya. Lima pilar itu adalah, Akhlak, Kejujuran, Disiplin, Tanggung Jawab dan Rasa Memiliki.
“Tiap pegawai di sini harus punya akhlak yang baik. Tanpa akhlak yang baik kami tak bisa berikan pelayanan terbaik. Mereka juga harus jujur, berdisiplin tinggi, bertanggung jawab dan punya rasa memiliki,” kata Hasan, Rabu (31/3/2021).
https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/21/110200215/po-san-punya-trayek-terjauh-di-indonesia-dengan-bus-tronton