Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Salah Kaprah Korelasi Busi dan Efisiensi BBM Kendaraan

JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti diketahui, busi memiliki peran penting yang cukup krusial bagi kendaraan, baik itu pada sepeda motor ataupun mobil.

Busi yang baik memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan pembakaran, dengan demikian performa dari mesin tetap terjaga, bahkan memberikan pengaruh besar bagi efisiensi bahan bakar kendaraan.

Tapi sayang, meski secara garis besar sudah banyak yang tahu, tak juga tak sedikit pemilik kendaraan yang salah menafsirkan terkait efisiensi bahan bakar yang dimaksud.

Banyak yang beranggapan menggunakan busi yang berkualitas bisa membuat BBM mobil atau motor menjadi lebih irit, sehingga tak perlu sering melakukan pengisian bahan bakar

Menurut Diko Octaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia, persepsi tersebut harus diluruskan agar bisa memberikan edukasi yang baik. Karena secara logika, peran dari busi sendiri berguna untuk membakar BBM.

"Yang dimaksud efisiensi dalam hal teknis busi itu bukan mengarah pada BBM yang dikeluarkan kendaraan, tapi optimaliasai pada jarak tempuh. Peran busi yang dimaksud juga terkait masalah materialnya," ucap Diko saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

Lebih lanjut Diko mencontohkan, misal motor dengan menggunakan busi berbahan nikel punya perbandingan 1 liter bensin dapat digunakan menempuh jarak kurang lebih 10 km.

Ketika menggunakan busi dengan meterial yang lebih baik, seperti logam mulia pada tipe Platinum atau Iridium, dengan nilai konsumsi BBM yang sama jarak tempuhnya bisa lebih panjang.

"Ketika pakai busi biasa itu 1 liter 10 km, tapi saat menggunakan yang berbahan logam mulia, dengan 1 liter yang sama jarak tempuhnya bisa menjadi 12-13 km. Ini yang dimaksud dengan efesiensi pada busi," ujar Diko.

"Jadi bukan berarti pakai busi yang bagus bensin yang dikeluarkan dari tangki kendaraan makin sedikit, yang benar itu dengan volume bensin yang sama, akibat pembakaran yang lebih baik dan optimal, maka jarak tempuhnya bisa lebih panjang," kata dia.

Logam Mulia

Diko menjelaskan bila perkembangan busi saat ini sudah mulai mengalami pergeseran, terutama dalam hal material yang arahnya tak lagi nikel tapi ke logam mulia.

Material tersebut diklaim lebih maju dengan segala kelebihannya, sementara untuk jenisnya ada cukup banyak. Seperti Platinum, Iridium, Silver, dan lain-lain. NGK pun menggunakan material tersebut pada jajaran produk G-Power.

"Kenapa logam mulia, kenapa Platinum atau Iridium, karena memang memiliki kelebihan dari sisi masa pakainya, tingkat keausan yang lebih rendah, dan titik leburnya yang tinggi. Efeknya pada pembakaran juga lebih sempurna dibandingkan nikel yang membuat terjadinya efisiensi tadi," ucap Diko.

Sementara menanggapi adanya pertanyaan mana yang lebih baik antara Platinum dan Iridium, Diko menerangkan pada dasarnya sama, hanya saja tingkatan torsi sedikit lebih besar yang Iridium.

Namun demikian, pengaruhnya tak terlalu signifikan dibandingkan nilai ekonomisnya, apalagi kalau digunakan untuk kendaraan harian.

Karena itu, Diko menyarankan bila motor atau mobil untuk harian, jenis busi Platinum layakanya NGK G-Power, sudah cukup memberikan hasil yang maksimal pada ruang bakar.

"Pada dasarnya overall sama saja, hanya yang Iridium itu memiliki torsi yang lebih cepat. Tapi balik lagi, masalah ke fungsi kendaraannya untuk apa, kalau harian yang Platinum sudah lebih dari cukup," kata Diko.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/02/25/123100715/salah-kaprah-korelasi-busi-dan-efisiensi-bbm-kendaraan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke