JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap pemilik mobil, memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengisi bahan bakar minyak (BBM). Terkadang ada yang sampai tangki diisi penuh, namun tidak sedikit yang cuma mengisi setengah saja tergantung dengan kondisi keuangan saat itu.
Ternyata, dalam mengisi BBM pada mobil itu ada aturan mainnya, tidak boleh sembarangan. Sebab, ada akibat yang harus ditanggung dalam jangka panjang.
Service Head Auto2000 Bekasi Sapta Agung Nugraha mengatakan, secara tujuan mengisi BBM sampai terisi penuh itu untuk menghindari tangki cepat berkarat, apalagi mobil tersebut sangat jarang digunakan.
Lain dengan yang kebiasaan mengisi penuh, dengan alasan keamanan serta kenyamanan dan tidak terlalu sering membuang waktu antre di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
“Kalau mau diisi penuh pun ada aturannya, jangan sampai benar-benar luber. Berikan ruang atau celah agar tetap ada udara di tangki BBM tersebut,” ujar Sapta saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.
Sapta menyarankan, jika mengisi BBM penuh maka hanya sampai nozzle BBM berbunyi klik, tidak perlu sampai ke selang pengisian, karena bagimanapun tangki membutuhkan ruang untuk udara.
“Fungsinya agar BBM bisa mengembang. Apabila ruangan BBM penuh oleh bensin maka udara akan keluar melalui lubang hawa. Tentu saja hal itu sama dengan membuang BBM secara cuma-cuma,” ucap Sapta.
Isi Penuh
Bagi pemilik kendaraan yang terbiasa mengisi BBM hingga dalam kondisi penuh atau full tank, ternyata jauh lebih baik dibandingkan dengan yang gemar mengisi dalam kondisi tanggung.
Technical Service Executive Coordinator Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi menjelaskan, mengisi BBM dalam kondisi tanggung atau kurang dari setengah bisa membuat tangki mobil mengalami kondensasi.
“Kalau suka isi BBM hanya lima liter atau kurang dari setengah menyebabkan ruang kosong di tangki semakin besar. Semakin banyak ruang kosong maka akan semakin besar proses pembentukan air dari udara atau pengembunan yang memungkinkan air bercampur dengan bahan bakar,” ucap Anjar saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/11/2020).
Anjar melanjutkan, ruang kosong pada tangki rawan mengalami kelembapan, apalagi bagi kendaraan yang jarang digunakan. Semakin sedikit mengisi bahan bakar, makin besar ruang kosong di tangki yang membuat area kelembapan semakin besar.
“Proses pengembunan memang ada di tangki, tapi kalau sering dibiarkan kosong (tangki) areanya makin besar. Otomatis potensi kandungan air dari proeses kondensasi juga tinggi,” katanya.
Menurut Anjar, akibat kandungan bahan bakar tercampur air yang paling utama diserang adalah sistem pembakaran.
"Efeknya cukup banyak, tarikan mesin berebet, late power, busi pincang, hingga mesin mati," katanya.
Maka dari itu, Anjar menyarankan, paling tidak saat bahan bakar sudah berada di garis tengah, sebaiknya ditambahkan, terutama untuk mobil yang tidak digunakan dalam waktu lama.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/14/164100115/jangan-asal-isi-bbm-ternyata-ada-aturannya