CB72 sering disebut Super Hawk, memiliki desain ala motor Inggris di zamannya. Bedanya yaitu di mesin, jantungnya dibekali mesin 250cc dua silinder segaris yang menjadi ciri khas motor ini.
Motor ini memiliki tiga pilihan warna yaitu merah, hitam dan biru. Warna tangki, sasis dan suspensi depan satu warna. Boks samping warna abu-abu, sepatbor dan hiasan samping tangki krom.
Super Hawk merupakan pengembangan dari C70 1957, yang merupakan produk Honda pertama bermesin kembar. Tetapi C70 yag dimaksud bukan C70 bebek untuk pasar Asia, melainkan C70 model tourer untuk pasar Eropa.
Tak pelak sebagian komponennya menggunakan milik C70 mulai dari suspensi depan dan lengan ayun. Perbedaannya ada di sasis, milik CB72 lebih kokoh dan ringan pakai baja tubular.
Seperti disebutkan, keunggulan CB72 ialah mesinnya. Jantung 250cc dua silinder segaris berpendingin udara dengan dua karburator itu mampu menghasilkan 20 tk 8.000 rpm pada 18 Nm pada 5.700 rpm.
Bobot keringnya hanya 154 kg. Sehingga membuat perbandingan rasio dan bobotnya cukp besar, menyamai motor-motor Inggris yang bermesin dua kali lipat yakni 500cc.
Bisa demikian karena Honda menggunakan kopling basah dan koplingnya berada di mainshaft gearbox. Adapun fase pengapian mesin 180 derajat diklaim lebih minim getar ketimbang Ingrisan.
Beberapa fitur juga cukup maju di zamannya, yakni mengusung overhead-camshaft, rev counter dan rem twin-leading shoe brake. Satu lagi yaitu sudah menganut electric starter.
Kehebatan CB72 dibuktikan oleh Tommy Manoch yang menjadi juara Grand Prix Indonesia 1963. Saat itu Tommy menggunakan CB72 dengan tampilan khas bertulisan Ulah Adigung di tangki.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/25/153200015/honda-cb72-super-hawk