Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mirip Bunyi Kentut, Mengenal Rem Angin pada Bus

JAKARTA, KOMPAS.com – Mayoritas bus besar yang beredar di jalanan menggunakan rem udara.

Sistem pengeremannya menggunakan kompresor untuk mengambil dan menekan udara dari luar. Setelah terkumpul akan disimpan di tangki udara.

Kompresor udara untuk sistem pengereman ini tersambung dengan mesin bus. Jadi jika mesin bus dimatikan, kompresor tidak menyuplai udara ke dalam tangki.

Lalu apakah ketika mesin dimatikan, bus tidak bisa mengerem?

Werry Yulianto, Export Manager dari Karoseri Laksana, mengatakan, rem bus akan tetap bekerja selama masih ada udara pada tangkinya.

“Kalau mesin bus mati, rem masih bisa digunakan selama masih ada udara di tangkinya. Kalau di tangki udaranya habis, enggak bisa mengerem, untuk melihat ada atau tidaknya udara pada tangki, bisa mengecek lewat indikator yang ada di dasbor,” kata Werry kepada Kompas.com, Senin (23/3/2020).

Kompresor untuk rem bus memiliki tekanan regulator, yang mengatur masuk tidaknya udara ke dalam tangki ketika tekanannya sudah maksimal.

Jika tekanannya sudah maksimal, secara otomatis tangki udara akan mengeluarkan sedikit anginnya.

Oleh karena itu, ketika bus mengerem, sering terdengar suara mendesis seperti angin yang kencang dari kendaraan tersebut.

Jika tekanannya kurang dari 740 KPa, kompresor akan kembali mengisi tangki udara sampai stabil.

Rem angin adalah sistem pengereman yang memanfaatkan energi angin sebagai media penekan kampas rem.

Berbeda dengan rem hidraulis, energi tekan pada kampas rem tidak secara langsung diperoleh dari pedal yang ditekan oleh kaki pengemudi. Namun, dari udara yang memiliki tekanan tinggi.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/23/200100615/mirip-bunyi-kentut-mengenal-rem-angin-pada-bus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke