JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut bahwa pemindahan ibu kota Indonesia tidak akan berdampak banyak ke industri otomotif. Hanya saja, total penjualan mobil secara tahunan akan sedikit bergerak.
Pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur sedikit-banyak akan mempengaruhi beberapa sektor, tak terkecuali otomotif. Tapi, sebagaimana dikatakan Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi, dampaknya tidak begitu signifikan.
"Tidak akan pengaruh banyak karena industri otomotifnya (parbrik) tidak akan ikut pindah. Industri apapun, biasanya tidak harus dekat dengan ibu kota," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Senin (26/8/2019).
Nangoi melanjutkan, pengaruh terbesar yang akan terjadi adalah meningkatnya penjualan kendaraan secara tahunan dan meratanya distribusi atau pengadaan diler seiring terciptanya infrastruktur dan peningkatan ekonomi.
"Paling penjualan di daerah ibu kota baru akan sedikit meningkat karena penduduk yang akan tinggal di sana. Sebab, akan ada banyak pegawai negeri, ASN, dan sebagainya," kata Nangoi.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra menyatakan perpindahan ibu kota ke Kalimantan akan berpotensi meningkatkan penjualan kendaraan secara tahunan.
"Penjualan roda empat di Indonesia saat ini 70 persen berada di wilayah Jawa, sisanya dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dan lainnya. Adanya perpindahan ibu kota, akan ada pergerakan sehingga porsi penjualan kendaraan di luar Jawa terangsang dan bertumbuh. Akan timbul pemerataan," ujar Amel.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/08/27/072200215/pindah-ibu-kota-industri-otomotif-minim-pengaruh-