Presiden Direktur Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto saat peluncuran lusa mengatakan C-HR ditargetkan laku 100 – 140 unit per bulan. Target itu mungkin realistis mengingat banderolnya di atas para pesaing, yaitu Rp 488,5 juta – Rp 499 juta.
Bicara soal lokalisasi, Henry menjelaskan saat ini suplai C-HR didapat dari Thailand. Pihaknya akan mempelajari kemungkinan produksi lokal, namun yang terpenting C-HR lebih dulu diterima pasar atau dalam artian penjualannya memenuhi target.
Baca: Harga Kemahalan, Toyota C-HR Buat Siapa?
Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Kamis (12/4/2018), menyebut ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk memproduksi lokal C-HR, salah satunya volume.
“Selalu ada peluang, tetapi pasar domestik harus besar,” ucap Warih kepada KOMPAS.com.
C-HR merupakan model SUV keempat Toyota di Indonesia yang posisinya berada di atas Rush, namun di bawah Fortuner dan Land Cruiser. C-HR saat ini hanya dijual satu varian, bermesin bensin 1.8L non-hibrida.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/04/12/155606715/produksi-lokal-c-hr-masih-tanda-tanya