Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Listrik Masih Merugi Sampai 2025

Kompas.com - 12/05/2017, 07:02 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Hanover, KompasOtomotif – Produsen mobil yang sedang menyiapkan kendaraan listrik, diperkirakan belum bisa meraih untung sampai 2025. Alasannya, lantaran tersengat biaya ramp-up (pengembangan produk, pasar, dan proses mencapai maximum capacity utilization) di tengah dorongan industri, demi membuat kendaraan menarik di masyarakat.

"Biaya baterai yang tinggi, batasan untuk rentang jarak mengemudi (mileage), dan waktu pengisian membuat mobil listrik tidak akan memiliki keuntungan ekonomi, dibandingkan mesin konvensional sampai 2025," ujar Wolfgang Schaefer, Chief Financial Officer Continental, mengutip Bloomberg, Kamis (11/5/2017).

Para produsen mobil menggelontorkan banyak dana untuk kendaraan listrik, karena peraturan pengetatan emisi, yang mendikte pergeseran konsumen. Volkswagen misalnya akan menghabiskan tiga kali lipat untuk mengembangkan mesin pembakaran alternatif, menjadi 9 miliar euro ata Rp 130,5 triliun selama lima tahun ke depan.

Kemudian Daimler, harus menyiapkan investasi untuk transformasi mencapai 10 miliar euro Rp 145 miliar. Pihak Continental, pemasok otomotif terbesar kedua di Eropa mengatakan, balik modalnya akan memakan waktu bertahun-tahun.

Saat ini konsumen mulai bisa memilih, walaupun mobil bertenaga baterai masih jadi sebagian kecil dari total. Penjualan mobil berbahan bakar alternatif di Eropa, mencakup mobil listrik dan hibrida, melonjak 36 persen pada kuartal pertama 2017 menjadi 235.438 kendaraan. Sebagai perbandingan, total pendaftaran mobil baru pada periode yang sama mencapai 1,94 juta unit.

Dalam jangka panjang, pasar mobil listrik sangat menarik bagi pemasok seperti Continental. Di mana mereka bisa mengambil keuntungan, dengan menjual powertrain listrik yang punya nilai sampai 3.000 euro Rp Rp 43,5 juta dibandingkan 750 euro Rp 10,8 juta untuk mobil bakar konvensional.

"Pelanggan kami memiliki rencana meluncurkan model listrik baru, yang akan memasuki pasar pada 2019 dan 2020. Kami bersama dengan mereka , harus turun tangan penuh menyiapkan model baru ini,” kata Schaefer. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com