Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sirkuit Sentul Masih Berharap pada MotoGP Indonesia

Kompas.com - 28/01/2016, 08:42 WIB
Aditya Maulana

Penulis


Jakarta, KompasOtomotif - Penyelenggaraan MotoGP Indonesia 20 hingga 2019 batal digelar di Sirkuit International Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Alasannya, semua dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tidak bisa diserahkan kepada pihak swasta, dalam hal ini Sirkuit Sentul.

Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang disampaikan oleh Gatot S Dewa Broto, Kepala Komunikasi Publik Kemenpora mengatakan, keputusan sudah diambil dan Pemerintah mengambil alih gelaran MotoGP.

Tidak hanya itu, Sirkuit Internasional Sentul juga batal jadi calon diselenggarakannya MotoGP 2017 di Indonesia, dan Pemerintah akan membangun sirkuit baru, opsi sementara di Palembang dan Jawa Barat yang merupakan tanah atau barang milik negara.

Baca juga: RUU TNI Sah Jadi Undang-Undang, Ini Poin-poin Perubahannya

Menanggapi hal itu, Irawan Sucahyono, Circuit Advisor Sentul, menjelaskan, hal yang paling sulit adalah saat Dorna Sport memberikan kalender MotoGP ke Indonesia. Harus diketahu bahwa ini atas usaha Tinton Soeprapto (Direktur Sirkuit Sentul).

"Harus diingat, itu adalah usaha Pak Tinton, bukan pemerintah. Kita kaget mendengar kabar seperti itu, sedang mempersiapkan kontrak 30 Januari 2015, tiba-tiba distop," ungkap Irawan saat dihubungi KompasOtomotif, Kamis (28/1/2016) pagi.

Irawan menambahkan, Dorna Sport memberikan kalender MotoGP kepada Indonesia ini suatu kebanggaan tersendiri, sebab bisa mambuat iri negara lain yang juga menginginkan balapan sepeda motor bergengsi di dunia ini berlangsung di negaranya. Saat itu, alasan Dorna karena Sirkuit Sentul memiliki nilai sejarah tinggi, sebab Valentino Rossi dan pebalap lainnya pernah juara di Sirkuit Sentul.

"Dengan konsep MotoGP come back to Sentul , Dorna langsung memastikan Indonesia tuan rumah 2017. Tetapi, kalau ternyata Sirkuit Sentul batal, dan baru mau dibangun sirkuit baru, menurut saya Dorna akan menyuruh menyelesaikan," ungkap Irawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kebakaran Hebat di Texas dan Oklahoma, 4 Orang Tewas, 18.000 Hektar Lahan Hangus
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau