Paris, KompasOtomotif – Desain single seater dengan atap terbuka dianggap sebagai salah satu risiko laten buat pebalap Formula Satu (F1). Dilansir Forbes.com, Jumat (25/9/2015), mantan Presiden Federation Internationale de I’Automobile (FIA) Max Mosley mengungkap, F1 pernah memikirkan alternatif radikal dengan memasang kursi pelontar pada setiap unit balap.
Meski sudah pasti menggunakan helm, kepala pebalap masih berisiko terhantam sesuatu dalam banyak skema kecelakaan. Mengingat mobil F1 bisa dipacu hingga 330 kpj, potensi berbahayanya semakin berlipat. Kursi pelontar seperti pada pesawat tempur berfungsi menghindari pebalap dari cedera.
Di era kepemimpinannya Mosley mengatakan pernah mencoba solusi lain, yakni menguji desain mobil F1 dengan atap. Dalam satu percobaan, penutup kabin sempit itu dihantam oleh ban. Bagusnya, ban memantul.
Ujian seperti itu digagas kembali bulan lalu setelah terjadi kecelakaan fatal di beberapa kompetisi balap dengan mobil beratap terbuka. Balapan jelas berisiko, tapi membuat pebalap aman agar bisa bertanding di kemudian hari merupakan wujud kedewasaan dan peduli keselamatan.
Pada Agustus pebalap Inggris Justin Wilson meninggal setelah bagian kepalanya terbentur benda melayang dari kecelakaan di depannya. Ia mengalami itu saat balapan IndyCar di Pocono Raceway di Penssylvenia.
Pada Juli lalu, pebalap F1 asal Prancis Jules Bianchi, merenggang nyawa setelah koma sejak Oktober 2014. Ia mengalami kecelakaan di sirkuit basah Suzuka saat GP Jepang. Kepalanya mengalami cedera serius setelah mobil Marussia yang ia kendalikan menabrak traktor yang mau membersihkan kecelakaan mobil lain di sirkuit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.