Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Yamaha dan Honda Disebut Tertidur di MotoGP

Kompas.com - 06/05/2024, 09:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Sumber Motosan.es

JAKARTA, KOMPAS.com - Terpuruknya dua pabrikan sepeda motor asal Jepang, Yamaha dan Honda di laga adu kecepatan MotoGP membuat perhatian sejumlah pihak, tidak terkecuali Davide Brivio.

Pria yang sudah tidak asing di paddock MotoGP dan F1 serta menjadi salah satu manajer papan atas Grand Prix ini menyebut sudah sewajarnya mereka lakukan terobosan baru.

Apalagi para pesaingnya, terkhusus Ducati sudah melesat jauh dan mendominasi ajang MotoGP dalam dua tahun belakangan.

Baca juga: Banyak Merek Baru, Periklindo Tak Paksa Gabung Masuk Perkumpulan

"Saya pikir Jepang sudah tertidur. Mereka terus saja melakukan hal yang sama berulang kali. Bertahun-tahun sampai empat tahun lamanya," kata dia dilansir Motosan, Minggu (7/5/2024).

"Mudah untuk memprediksi bahwa ini akan berakhir seperti ini (terpuruknya Yamaha dan Honda). Tapi saya tidak menyangka Honda berada di empat posisi terakhir di grid untuk dua balapan berturut," lanjut Brivio.

Brivio menambahkan, seluruh pabrikan Jepang selalu berkerja dengan cara yang sama selama bertahun-tahun. Dugaan ini semakin nyata setelah dirinya sempat berkerja di Yamaha dan Suzuki beberapa tahun lalu.

Baca juga: Ducati Luncurkan DesertX Rally, Penyempurnaan Tipe Sebelumnya

Oleh karenanya, baik pabrikan Jepang perlu melakukan terobosan melepaskan diri dari romantisme masa lalu kala membawa Marc Marquez dan Valentino Rossi ke posisi puncak.

"Ya mungkin seperti itulah cara mereka bekerja dengan Valentino Rossi pada tahun 2010. Selain itu, mereka terlambat percaya pada perangkat aerodinamis," ucap Brivio.

"Artinya, standar Jepang adalah motor, mesin, sasis, suspensi, ban. Suatu motor sederhana, sedangkan Ducati membuatnya jadi rumit dan itu terbukti berhasil. Ini membuat Jepang kesulitan bersaing di MotoGP saat ini," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
saya curiga, seperti olahraga yang lain, seperti sudah diatur...bagi2 kemenangan.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau