Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suzuki Indonesia “Buka-bukaan” tentang Celerio

Kompas.com - 07/07/2015, 14:09 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif — Dari awal, Suzuki Indomobil Sales (SIS) memang sudah mengatakan tak memasang target penjualan untuk produk baru Celerio. Tetapi, bila bukan volume maker, lantas apa peran mobil kota yang diimpor dari Thailand itu di Indonesia?

Tidak selamanya mobil yang dijual harus mendulang penjualan besar. Automobile Marketing Managing Director SIS Seiji Itayama menggambarkan Celerio sebagai “pencuri” perhatian yang memancing rasa penasaran masyarakat.

Rasa ingin tahu itu diprediksi akan mendorong masyarakat mencari informasi tentang Celerio. Metode ini bisa jadi dianggap cara mendekatkan image Suzuki. Itayama juga mengatakan, Celerio juga berperan menyambung “momentum” yang selama ini digerakkan SIS.

Celerio telah meluncur di Jakarta Fair Kemayoran (JFK) pada Juni lalu dan tersedia dua tipe, yaitu manual yang dijual Rp 146 juta dan Continuously Variable Transmission (CVT) seharga Rp 158 juta. Celerio mempunyai daya tarik sebagai produk kedua Suzuki di Indonesia—setelah Swift Sport—yang menggunakan CVT. Peluncurannya dilakukan setelah Karimun Wagon R dengan Auto Gear Shift (AGS) dilepas ke pasar pada Mei.

“Mudah-mudahan Celerio menjadi kesempatan kita mengajak calon konsumen Suzuki datang ke showroom. Mungkin tidak beli Celerio, tapi beralih ke Wagon R,” ungkap Itayama saat acara buka puasa bersama SIS di Jakarta, Senin (7/7/2015).

Thailand

Strategi global Suzuki terbaca setelah memutuskan Celerio masuk dalam program bikinan Pemerintah Thailand, eco-car. Thailand didaulat menjadi basis produksi Celerio untuk Asia Tenggara dan juga Eropa karena bisa menyesuaikan Euro V. Celerio juga diproduksi di India. Namun, bedanya, ada pilihan transmisi AGS, mesin diesel, serta masih Euro IV.

Sebagai bagian dari Asia Tenggara, Indonesia juga termasuk target pasar yang membantu menjadi destinasi unit produksi Thailand. Itayama hanya mengangguk mendengar cerita ini dan tidak menampik keterangan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com