Jakarta, KompasOtomotif – Risiko saat mengemudi dalam keadaan lelah atau kantuk sudah jelas, yaitu menurunnya tingkat analisa dan respon pengemudi atas kondisi jalan. Lantas apa saja indikasinya saat tubuh mengalami kelelahan? Berikut pemaparan pendiri Rifat Drive Labs dan pebalap nasional Rifat Sungkar agar pengemudi bisa menentukan kapan waktu beristirahat.
Hilangnya kewaspadaan
Menurut Rifat keadaan ini terjadi ketika pengemudi tidak dapat merespon, bergerak dengan cepat ketika keadaan darurat, atau melakukan tindakan keamanan seperti saat kondisi normal.
Mengantuk
Perasaan mengantuk, kepala agak “melayang”, atau tertidur, bisa jadi tidak disadari pengemudi. Rifat mengatakan pada kondisi itu banyak sekali menyebabkan kendaraan keluar dari lintasan dan berakibat kecelakaan. Saat gejala itu sudah mulai terasa lebih baik pengemudi beristirahat.
Tertidur
Efek kantuk menimbulkan rasa ingin tidur. Kerap kali kejadian, pengemudi tertidur dan tidak menyadari kondisi berbahaya, inilah salah satu penyebab banyak kecelakaan tunggal. “Situasi seperti ini si pengendara tidak dapat mengontrol atau mengambil keputusan dengan tepat sebelum terjadi tabrakan,” tulis Rifat dalam keterangan resminya, pekan lalu.
Selain itu, kelelahan berkendara juga bisa timbul dari pikiran, misalnya memikirkan masalah pekerjaan atau rumah tangga. Situasi psikologis pengendara sangat memengaruhi cara pengambilan keputusan saat menghadapi masalah di jalan. Dari penjelasan Rifat, waktu paling berbahaya buat mengemudi adalah sekitar tengah malam sampai pukul 06.00.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.