Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Supercar" Hibrida Jadi Piihan Sulit Lamborghini

Kompas.com - 12/03/2014, 10:41 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Geneva, KompasOtomotif -  Pendirian manufaktur supercar asal Italia, Lamborghini, belum goyah meski kemajuan teknologi mesin dengan tambahan tenaga induksi, listrik, ataupun sistem hibrida semakin lazim. Pabrikan berlogo “Banteng Mengamuk” itu ingin tetap teguh mempertahankan warisan dan citra berupa konsep naturally aspirated.

Prinsip tetap kuat walaupun rival lain telah berhasil menerapkan teknologi hibrida dengan mesin turbocharger dalam satu "raga". Sebut saja Ferrari LaFerrari, McLaren P1, dan Porsche 918 Spyder. Tanpa pengembangan serupa, banyak kalangan menganggap Lamborghini "kuno” dan rasanya sulit buat menyentuh level yang sama.

Sebenarnya, Stefan Winkelman, bos Lamborghini sudah menyadari betul situasi “tertinggal”, namun tantangan tetap dijawab dengan konsisten. “Permainan ini, anggap saja, memang benar terjadi di masa depan. Karena itu saya mengatakan, selama memungkinkan – dalam konteks teknologi- kami tetap mempertahankan DNA,” tegas Winkelman kepada Car Advice di gelaran Geneva Motor Show, Selasa (11/3/2014).

Mahal
Winkelman menganggap banderol ketiga supercar pesaing yang telah menembus Rp 17 miliar terlalu mahal dan tidak bertahan lama, sebab dikatakan, bobot pemasaran menjadi lebih berat karena harus menjaga tingkat eksklusivitas. “Tidak ada pasar yang konstan buat model di atas Rp 15 miliar, Saya pernah membuktikannya lebih dari satu kali, jadi saya tahu apa yang saya bicarakan. Hibrida masih perlu waktu,” ujar Winkelman.

Mobil dengan kemampuan luar biasa mampu dicapai tidak hanya dengan mengaplikasikan mesin turbo, turbo dengan hibrida, turbo plus plug-in hibrida, atau bahkan listrik. Kreasi Lamborghini pada Sesto Elemento merupakan salah satu wujud pencapaian performa tertinggi hanya dengan mengganti material, tanpa terlalu banyak mengganti spesifikasi mesin.

Hampir di seluruh bagian tubuh model yang hanya diproduksi 20 unit itu berbahan serat karbon. Sementara mesin menggunakan tipe V10, 5.2L milik Gallardo, bertenaga 578 PS, dan torsi 540 Nm untuk mendorong bobot 999 kg.

“Sesto Elemento menunjukan rasio tenaga dan bobot bisa banyak berbicara dengan mesin standar, tanpa mengubah, hanya mengerjakan material. Tipe ini seperti latihan, di saat  memasuki level baru, inilah yang akan kami lakukan,” tutup Winkelman. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com