Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Pertamina Tanggapi Kasus Mobil Rusak yang Disebabkan Pertamax

Kompas.com - 07/12/2024, 17:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri menanggapi soal kualitas pertamax yang viral di media sosial beberapa waktu lalu ketika rapat bersama Komisi VI DPR RI pada Selasa, (3/12/2024) kemarin.

Dalam pernyataannya, ia menyatakan bahwa pihak perusahaan telah lakukan pengujian sampel untuk beberapa SPBU di Cibinong bersama LAPI ITP dan Lemigas RI. Hasilnya, Pertamax telah memenuhi spesifikasi teknis yang disyaratkan.

"Untuk yang menyangkut hal yang viral kemarin, jadi dari Pertamina kami juga sudah melakukan uji sampel untuk beberapa SPBU di Cibinong, begitu juga kami kerja sama dengan LAPI ITB, dan juga dari Lemigas,” kata Simon.

Baca juga: Mitos atau Fakta Pasang Throttle Controller Bisa Rusak ECU Mobil?

Pertamina Patra Niaga mengecek bengkel-bengkel di area Cibinong untuk menanggapi dugaan kerusakan mesin akibat kualitas Pertamax, Minggu (24/11/2024).
DOK. Humas Pertamina Pertamina Patra Niaga mengecek bengkel-bengkel di area Cibinong untuk menanggapi dugaan kerusakan mesin akibat kualitas Pertamax, Minggu (24/11/2024).

“Tentunya memang setelah dicek, parameter dan standar yang sudah ada di pertamax itu sudah lolos uji standar untuk digunakan sebagai bahan bakar," ujar dia.

"Ini juga tidak membuat kami berpuas diri. Tentunya, segala hal, apa pun yang kami dapat masukan dari masyarakat untuk bisa mendorong perbaikan kinerja dan pelayanan kami ke masyarakat akan kami terima dengan hati terbuka,” kata dia.

Oleh karena itu, meskipun dari hasil uji menunjukkan tidak ada kesalahan kualitas pada jenis bahan bakar dimaksud, Pertamina tetap akan melakukan perbaikan yang diperlukan guna membuat semua masukan yang didapat dari masyarakat bisa dijawab dengan sebaik-baiknya.

Sebelumnya, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, dosen dan ahli konversi energi ITB, menjelaskan bahwa masalah ini bisa disebabkan oleh lapisan anti-karat pada tangki BBM.

Baca juga: Nissan Percaya Diri dengan Hybrid e-Power di Tengah Gempuran EV China

Lapisan tersebut, khususnya yang menggunakan terne metal (paduan timbal dan timah) pada mobil sebelum 2012, dapat larut dan membentuk endapan yang menyumbat filter bahan bakar.

Setelah 2012, lapisan anti-karat seharusnya sudah beralih ke seng dan timah atau menggunakan metode electroplating. Namun, beberapa mobil masih menggunakan terne metal* yang mengandung timbal dan mudah larut akibat zat tertentu dalam bahan bakar modern. Penyebab pelarutan timbal ini masih diteliti.

Yuswidjajanto menekankan pentingnya pembaruan teknologi di industri otomotif dan bahan bakar untuk mencegah masalah ini.

Beberapa merek mobil tidak terdampak karena sudah mengganti pelapis anti-karat dengan teknologi lebih baru. Ia juga menegaskan bahwa analisisnya bersifat ilmiah, tanpa bermaksud menyalahkan produsen mobil atau bahan bakar.

Baca juga: Berapa Biaya Ikut Porsche Sprint Challenge Indonesia Satu Musim?

Uji Lemigas atas Pertamax.DOK. Pertamina Uji Lemigas atas Pertamax.

"Industri otomotif yang mengikuti update teknologi mungkin sudah diganti. Makanya, tidak ada masalah yang pelapisnya tidak mengandung timbal," kata Yuswidjajanto.

"Saya tidak menjatuhkan merek kendaraan, tidak menjatuhkan produsen bahan bakar, saya cuma menjelaskan secara ilmiah saja," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau