Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Truk Lesu di Awal 2024, Mercedes-Benz Turut Kena Dampak

Kompas.com - 03/04/2024, 07:22 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapor penjualan truk di Indonesia menorehkan kinerja yang kurang memuaskan memasuki kuartal pertama 2024. Jika dibandingkan dengan catatan penjualan truk tahun lalu dengan periode yang sama, ada penurunan sekitar 37 persen.

Berdasarkan data yang diolah dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan truk secara wholesales pada Januari-Februari 2024, hanya 9.926 unit.

Padahal, pada priode yang sama 2023, penjualan truk secara Nasional membukukan hingga 15.877 unit.

Situasi otomatis berdampak juga pada penjualan truk Mercedes-Benz di Tanah Air, di mana awal 2024, hanya terjual 26 unit (Januari-Februari 2024).  Sementara pada periode yang sama di tahun lalu truk Mercedes Benz terjual sampai 2.025.

Baca juga: Catat, Ini Jadwal Diskon Tarif Tol Selama Musim Mudik Lebaran 2024

Naeem Hassim, Presiden Direktur PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat penjualan truk tahun ini alami kemerosotan.

“Segmen utama penjualan truk kami adalah konstruksi dan pertambangan namun permintaan truk di kedua sektor itu justru sedang lesu di tahun ini," kata Naeem kepada media, Senin (1/4/2024).

Mercedes Benz Axor Euro 4 yang digunakan dalam Kompas Otomotif Challenge bersama PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia dan PT Dunia Express TransindoKOMPAS.com/FATHAN RADITYASANI Mercedes Benz Axor Euro 4 yang digunakan dalam Kompas Otomotif Challenge bersama PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia dan PT Dunia Express Transindo

Baca juga: Catat, Ini Jadwal Diskon Tarif Tol Selama Musim Mudik Lebaran 2024

Meski pada awal 2024 menorehkan rapor yang kurang memuaskan, Naeem mengatakan pihaknya optimistis kondisi pasar truk di Tanah Air akan segera pulih, sengan begi penjualan truk Mercedes-Benz agar segera terkoreksi.   

Sebab, perubahan regulasi dari pemerintah terkait RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) perusahaan pertambangan menjadi angin segar bagi penjualan truk. 

“Pemerintah sedang memperkenalkan regulasi terbaru terkait RKAB untuk banyak penambang kontrak namun belum dibuka. Jika itu dibuka setelah pemerintah mengubah regulasinya, saya percaya permintaan truk bakal naik lagi,” kata Naeem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau