Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semarang Banjir, Pengguna Kendaraan Harus Ingat Bahaya Water Hammer

Kompas.com - 14/03/2024, 10:12 WIB
Selma Aulia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Berkendara saat musim hujan memang cukup menantang, apalagi jika harus menerjang banjir seperti yang terjadi di Kota Semarang.

Berdasarkan unggahan akun X (Twitter) @xSugarGlidersx, Rabu (13/3/2024), terlihat video yang memperlihatkan beberapa mobil yang nekat menerjang banjir.

Meski begitu, perlu diingat kembali bahwa saat menerobos banjir jangan sampai air mencapai ruang mesin karena bisa membuat mesin mobil mati mendadak alias water hammer.

Baca juga: Ducati Sebut Tidak Mudah Perpanjang Kontrak Bagnaia

Banjir yang menggenangi Terminal Purabaya, Rabu (21/2/2024).Kompas.com/Andhi Dwi Banjir yang menggenangi Terminal Purabaya, Rabu (21/2/2024).

Diketahui, water hammer adalah kondisi mesin mobil mendadak karena ada air yang masuk ke dalam ruang bakar melalui saluran udara dan mendapat tekanan sangat besar di ruang silinder oleh piston.

Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, genangan air bisa terhisap intake dan bercampur pelumas mesin.

"Genangan air diatas 50 cm, intake sudah berpotensi menghisap air. Ditambah, cipratan mobil samping atau arah berlawanan. Air yang bersirkulasi ke ruang bakar, akan memberikan dorongan berlawanan, piston atau setang piston langsung bengkok," kata Didi kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: Banyak PO Bus Sumatera Mulai Lirik Sleeper Bus


Bahkan, kemungkinan terburuk blok mesin berpotensi pecah dan tidak bisa diperbaiki, sehingga mau tidak mau harus ganti baru.

Didi menyarankan, ketika akan menerobos banjir perkirakan aman atau tidak dan pikir ulang sebelum melewatinya.

Dia juga mengatakan, lebih baik mencari jalan lain, dan jangan paksa kendaraan untuk menerobos banjir, agar terhindar dari kerusakan mesin.

“Ruang bakar harus steril, dan tidak ada material asing kecuali bahan bakar dan udara. Apalagi air, sifatnya merusak dan menghancurkan,” kata Didi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com