Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawarkan Mobil Listrik, BYD Berharap Ada Revolusi Otomotif

Kompas.com - 18/02/2024, 15:21 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Build Your Dreams (BYD) adalah pabrikan asal China yang sudah menginvasi banyak negara dan menawarkan beragam model mobil listrik. BYD sendiri berharap adanya revolusi di dunia otomotif.

Mobil listrik mulai banyak dipasarkan pada beberapa tahun belakangan ini. Tapi, kontribusi atau pangsa pasarnya masih belum bisa mendekati mobil dengan mesin pembakaran internal.

Baca juga: Rahasia BYD, Pabrikan Otomotif China Bisa Mendunia

Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao, mengatakan, revolusi dari otomotif bisa menjadi salah satu solusinya. Untuk itu, BYD berharap dengan memperkenalkan lebih banyak mobil listrik, termasuk ke pasar otomotif Indonesia.

Platform mobil listrik BYD dipamerkan di IIMS 2024Kompas.com/Donny Platform mobil listrik BYD dipamerkan di IIMS 2024

"Sehingga, masyarakat Indonesia memiliki lebih banyak pilihan untuk memilih mobil favoritnya. Dengan demikian, gaya hidup akan berubah secara bertahap," ujar Eagle, kepada wartawan, saat ditemui di booth-nya, pada Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, di JIEXpo Kemayoran, Jakarta, belum lama ini.

"Mobil listrik yang dilengkapi dengan ADAS (Advanced Driver Assistance Systems) atau teknologi DLink kami, akan mengintelegensi tampilan sentuhan ketika Anda mengendarai mobil listrik," kata Eagle.

Baca juga: BYD Tidak Ikut Kasih Garansi Seumur Hidup

Selain itu, Eagle menambahkan, mobil listrik BYD sudah dilengkapi dengan fitur Vehicle-to-Load (V2L). Fitur ini berfungsi selayaknya powerbank yang besar dan dapat digunakan untuk menghidupkan berbagai perangkat elektronik.

BYD akan memasuki pasar mobil listrik di Indonesia tahun depan. Perusahaan mengklaim punya keunggulan teknologi dibanding rival lain asal China.Foto: BYD BYD akan memasuki pasar mobil listrik di Indonesia tahun depan. Perusahaan mengklaim punya keunggulan teknologi dibanding rival lain asal China.

BYD berharap kebutuhan masyarakat akan mobil listrik bisa berubah, tidak hanya sekadar untuk melakukan mobilisasi atau perjalanan dari satu titik ke titik tertentu. Tapi, juga bisa menjadi suatu gaya hidup. Eagle lalu menganalogikannya seperti smartphone.

"Dahulu kala, masyarakat menggunakan telepon seluler hanya untuk menelepon atau mengirim pesan. Sebanyak 99 persen fungsi dari telepon seluler hanya digunakan untuk itu. Sekarang, sejak adanya smartphone, dengan banyaknya fitur dan aplikasi, masyarakat tidak hanya menggunakannya untuk menelepon atau mengirim pesan," ujar Eagle.

Mobil listrik BYD Atto 3Kompas.com/Donny Mobil listrik BYD Atto 3

"Kami percaya bahwa New Energy Vehicle (NEV) adalah soal intelegensi. Jadi, kami ingin membuat mobil lebih pintar. Saya juga yakin ini adalah arah untuk teknologi NEV," kata Eagle.

"Mungkin suatu hari, setiap mobil bisa saling mengetahui mobil lainnya. Sehingga, bisa menghindari kemacetan lalu lintas, mengutilisasi perjalanan Anda, atau bahkan berkendara secara otonom. Saya pikir, itu bisa menjadi langkah berikutnya untuk transportasi di masa depan," ujarnya.

Blade Battery yang diproduksi FinDreams, anak perusahaan BYD, di Chongqing.KOMPAS.com/Azwar F Blade Battery yang diproduksi FinDreams, anak perusahaan BYD, di Chongqing.

Salah satu inovasi teknologi yang dimiliki oleh BYD adalah teknologi baterai yang disebut dengan "Blade Battery". Diberi nama demikian karena bentuknya yang pipih, menyerupai sebilah pisau atau pedang.

Desain baterai ini memungkinkan penempatan sel baterai jadi lebih terorganisir. Sehingga, dapat meningkatkan efisiensi pendinginan dan meminimalkan risiko terjadinya kebakaran, dan masih banyak keunggulan lainnya. Baterai ini juga mengandalkan material Lithium Ferro Phosphate (LFP).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau