Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasaki W175 Cafe Jadi Motor Harian, Masih Sistem Karburator

Kompas.com - 25/01/2024, 17:50 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Redaksi Kompas.com dapat kesempatan buat mengetes Kawasaki W175 Cafe untuk beberapa hari. Punya harga Rp 36,4 juta, W175 Cafe jadi sepeda motor dengan teknologi tradisional yang bisa dibeli saat ini.

Maksudnya tradisional adalah, untuk bagian mesin masih menggunakan karburator sebagai suplai bahan bakar. Hal ini kontras dengan motor lainnya di rentang Rp 30 jutaan yang kebanyakan sudah pakai injeksi.

Secara spesifikasi, W175 Cafe ini menggunakan mesin 177cc yang menghasilkan tenaga 12,8 TK dan torsi 13,2 Nm.

Baca juga: Bahas Rasa Berkendara Sendiri dan Boncengan Kawasaki W175 Cafe

Pertama, ada kebiasaan yang kembali muncul setelah lama hilang, yakni memanaskan motor sebelum jalan. Hal ini harus dilakukan, karena W175 Cafe yang masih dingin mesinnya sering mati ketika baru dinyalakan.

Jadi caranya dengan menarik choke yang ada di karburator, putaran mesin dijaga cukup tinggi, sekalian memanaskan mesin. Baru ketika siap jalan, choke tadi diturunkan dan mesin jada langsam, motor siap digunakan.

Baca juga: Toyota Hilux Rangga Sudah Bisa Dipesan, Booking Fee Rp 5 Juta

Lalu, ketika motor mau diparkir lama, selang bensin harus ditutup. Jadi ada tuas di samping kiri tangki, keran bensin tadi tinggal ditutup saja, agar karburator tidak kebanjiran saat dinyalakan nanti.

Soal rasa berkendara, ketika dipakai di jalanan yang macet, W175 Cafe ini lincah meliuk-liuk di kemacetan. Cuma, postur redaksi yang punya tinggi badan 178cm, ketika setang mau ditekuk penuh, maka akan mengenai kaki yang menempel ke tangki. Jadi saat melakukan manuver, bisa dengan memperkirakan agar tidak perlu patah beloknya.

W175 Cafe ini juga diuji jarak jauh, perjalanan dari Jakarta ke Bogor (PP).

Soal performa mesin, sebenarnya cukup mumpuni buat harian, tapi harus adaptasi. Misal, tidak ada takometer atau penunjuk putaran mesin, jadi perlu dikira-kira kapan waktu yang tepat buat naik gigi.

Tapi setelah dicoba, cukup terasa kapan gigi harus naik, karena kecepatannya seperti tertahan. Paling enak itu ada di gigi tiga dan empat, saat masuk gigi lima atau top gear, lebih cocok buat cruising.

Selama perjalanan, kecepatan puncak ada di 80 Kpj. Tapi sepertinya itu kembali lagi ke setelan karburator, artinya bisa lebih kencang lagi, cuma konsekuensi tentu di konsumsi BBM.

Catatan berapa banyak bensin yang digunakan selama pengetesan? Ketika kondisi jalanan macet, satu liter BBM Ron 92 bsa dipakai jalan sejauh 29 Km, sedangkan yang paling hemat, bisa dapat angka 36 Km per liter.

W175 Cafe bila buat dipakai harian memberikan rasa berkendara yang unik. Sebelum mulai jalan harus dipanasi mesinnya biar tidak mati dan pintar-pintar mengatur gigi transmisi biar dapat performa yang maksimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau