Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Memilih Oli agar Mesin Mobil Lebih Awet

Kompas.com - 23/01/2024, 13:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Mesin membutuhkan pelumas agar selama bekerja tidak mengalami gaya gesek berlebihan yang dapat membuat suhu mesin menjadi lebih panas dan komponen cepat aus.

Di pasaran beredar banyak jenis oli dan spesifikasinya. Untuk pelumas mesin sendiri terdapat beberapa indikator spesifikasi, yakni kekentalan, kualitas performa, dan bahan bakunya.

Lantas, bagaimana cara memilih oli mesin yang sesuai untuk mobil yang kita miliki?

Baca juga: Interval Penggantian Oli Mesin Mobil, Jangan Terpaku pada Odometer

oli mesin bisa berubah jadi lumpur bila sering telat digantiTangkapan layar oli mesin bisa berubah jadi lumpur bila sering telat diganti

Hasan Ariyanto, Pemilik Mandiri Auto Klaten, mengatakan, pemilihan oli bisa mengacu pada buku panduan perawatan.

"Misal oli yang direkomendasikan di buku tertulis SAE 10W-30 maka bisa dimainkan menjadi sedikit lebih encer ke 5W-30 atau kental 10W-40 disesuaikan dengan kebutuhan," ucap Hasan kepada Kompas.com, Senin (22/1/2024).

Oli lebih encer digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar sehingga tarikan mesin menjadi lebih enteng.

Baca juga: Apakah Benar Oli Mesin yang Kental Lebih Tahan Terhadap Panas?

Oli mesin bekas bertambah dan lebih encerIST Oli mesin bekas bertambah dan lebih encer

"Hanya saja, dalam mengubah spesifikasi oli lebih encer tidak boleh berlebihan, tetap harus melihat batasnya, begitu juga untuk mobil lawas sebaiknya menggunakan oli lebih kental," ucap Hasan.

Hasan mengatakan, dalam mengubah spesifikasi oli lebih kental juga tidak boleh berlebihan karena dampaknya dapat menyebabkan tarikan mesin menjadi lebih berat.

"Seiring pemakaian, keausan pasti terjadi dalam skala kecil sehingga mengubah celah antarkomponen, suara mesin bisa lebih kasar, ini bisa diantisipasi dengan pakai oli sedikit lebih kental," ucap Hasan.

Baca juga: Interval Waktu Ganti Oli Mesin Mobil yang Jarang Dipakai

Oli mesin Pertamina FastronPERTAMINA Oli mesin Pertamina Fastron

Selain soal kekentalan oli, Hasan juga menyinggung bahan baku oli, yakni mineral, semi sintetis, dan full sintetis. Perbedaan bahan baku oli dapat memengaruhi kualitas oli.

"Pilih setidaknya jenis oli semi sintetis karena jika mineral murni itu artinya tidak ada bahan aditifnya, sehingga kemampuan oli dalam melindungi mesin tidak sama dengan yang sintetis. Sedangkan oli-oli sekarang sebagian besar sudah lebih canggih berkat campuran yang diformulasikan khusus oleh pabrikan," ucap Hasan.

Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana mengatakan, untuk menentukan kualitas oli adalah API Service, semua jenis oli harus melewati serangkaian uji laboratorium sebelum bisa mengantongi label standar tertentu.

Baca juga: Fenomena Langka, Oli Mesin Mobil Bertambah Seiring Pemakaian


“API Service adalah standar kualitas oli dinilai dari sudut performa, semakin tinggi nilai API Service tentu memiliki kemampuan yang lebih tinggi, dalam melindungi mesin, meningkatkan efisiensi dan seterusnya,” ucap Brahma kepada Kompas.com, belum lama ini.

Brahma mengatakan, suatu oli akan bisa mendapatkan nilai tinggi dalam pengujian API Service bila lolos dalam beberapa aspek.

Jadi, dalam memilih oli yang sesuai penting memahami kekentalan oli yang direkomendasikan oleh pabrikan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan kualitas oli bisa melihat pada bahannya atau API Service yang tertera pada kemasan oli.

Dengan memilih oli yang sesuai dan berkualitas, diharapkan komponen mesin menjadi lebih terlindung dan awet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com