JAKARTA, KOMPAS.com – Tim Gasbadra dari Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan riset dan pengembangan sepeda motor listrik di Indonesia. Motor listrik dikembangkan dengan penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai 57,42 persen.
Tim Gasbadra berupaya mengurangi emisi gas buang dari kendaraan berbahan bakar minyak dengan membuat sepeda motor listrik.
Pengembangan dilakukan di bawah bimbingan dosen Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika UGM dan didukung oleh PLN.
Baca juga: Ada Debat Pilpres, Polda Metro Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di GBK
Mereka melakukan riset pada bidang pengembangan motor listrik yang melingkupi banyak aspek di antaranya rangka, bodi, powertrain, serta elektronika kendaraan listrik yang meliputi battery pack, power distribution dan BLDC controller.
“Pada battery pack kami sudah dilengkapi dengan battery management system dengan fitur over current, over voltage, dan short circuit protection sebagai fitur keamanan dan safety baterai,” ucap Dhamar Gumilang P, Engineer tim Gasbadra, dalam keterangan tertulis (6/1/2024).
“Dari segi kelistrikan, motor yang kami kembangkan ini unggul dari sisi efisiensi,” kata dia.
Baca juga: Tarif Tol Cijago Naik Hampir 2 Kali Lipat
Sementara itu, Yuta Ilham M, perwakilan Tim Gasbadra menambahkan, motor listrik yang mereka kembangkan memiliki jarak tempuh yang hampir sama dengan motor listrik sejenis di pasaran. Meski begitu, output daya maksimum motor listrik ini diklaim lebih bertenaga.
Motor listrik ini dikembangkan menggunakan penggerak utama berupa motor listrik DC brushless tipe mid drive dengan tegangan 72V dan arus maksimal 40A.
Dengan penggunaan komponen tersebut bisa menghasilkan torsi sebesar 45 Nm pada 3.000 rpm, dengan kecepatan maksimum mencapai 65-70 Kpj pada rpm maksimum 4.800.
Baca juga: Begini Cara Mengerem yang Benar agar Ban Motor Tidak Selip di Jalan Basah
Kemudian, motor listrik ini memiliki dua mode berkendara, yakni mode eco dan mode sport. Saat penggunaan dalam mode eco, motor ini dapat menempuh jarak dengan estimasi 40 Km dalam sekali pengisian daya (charge).
Sedangkan pada mode sport, estimasi jarak yang yang dapat ditempuh motor listrik ini mencapai 30 Km.
“Perbedaan mendasar pada tiap mode yang kami rancang terletak pada kurva akselerasi di mana pada mode sport, motor akan cenderung lebih cepat mencapai kecepatan maksimum,” kata Yuta.
Baca juga: Inden SUV Legendaris Suzuki Resmi Dibuka, Siapkan Rp 20 Juta
“Sedangkan pada mode eco, kami lebih mengutamakan daya tahan baterai. Hal ini berdampak pada akselerasi awal yang lebih landai sehingga cocok digunakan pada daerah perkotaan dengan kontur tanah datar,” ucap dia.
Ia menambahkan, pada mode ECO terdapat regenerative braking yang lebih responsif. Dengan begitu, saat throttle dilepas, maka regenerative brake akan bekerja dan menghasilkan arus balik untuk mengisi daya baterai.
Adapun baterai yang digunakan memiliki spesifikasi 84V 20Ah atau sekitar 1,6 kWh dan untuk pengisian daya baterai memerlukan waktu 6-7 jam.
“Sepeda motor listrik ini mengusung tipe scrambler yang memberikan kesan maskulin dirancang untuk penelusuran medan. Selain itu juga menggunakan tipe dual purpose sehingga dapat digunakan di jalan raya maupun off-road,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.