Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Konflik Anggota Komunitas Avanza-Xenia, Jangan Arogan kalau Konvoi

Kompas.com - 12/12/2023, 13:21 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini viral di media sosial video yang memperlihatkan salah satu anggota komunitas mobil melakukan tindakan arogan.

Komunitas yang diketahui merupakan pengguna Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia itu diketahui melakukan pengancaman terhadap pengendara lain.

Kejadian bermula saat pengendara yang menjadi korban melakukan perjalanan dari Pengandaran ke arah Bandung. Kondisi jalanan lancar dan padat. Lalu dari belakang, muncul iring-iringan atau konvoi komunitas tersebut.

Baca juga: PO Pandawa 87 Rilis Trayek Jakarta- Madura, Pakai Sleeper Bus

Rombongan ini hendak menyalip mobil korban, tetapi tidak berhasil. Setelah dipaksa dan berhasil nyalip, salah satu anggota komunitas itu turun dan mulai melakukan aksi arogansinya.

Rekaman itu pun viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @agoez_bandz4.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, ada dua masalah yang terjadi ketika konvoi atau iring-iringan kendaraan, pertama tertinggal rombongan dan kedua adalah pengemudi yang ugal-ugalan.

“Ketinggalan rombongan karena alasan apapun tidak dibenarkan untuk tancap gas menyusul yang sudah di depan. Namanya lalu lintas tidak bisa diprediksi, macet atau lancar harus terima dengan kondisi tersebut dengan cara antisipasi,” ucap Sony, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/12/2023).

Hal ini bisa dilakukan dengan membuat checkpoint di setiap perjalanan untuk menyatukan rangkaian kendaraan konvoi, karena kalau memaksakan diri untuk tancap gas atau menyalip sama dengan menjemput bahaya dan mendatangkan konflik dengan pengguna jalan lain.

Kemudian masalah yang kedua adalah pengemudi ugal-ugalan. Sony melanjutkan, pengemudi tersebut sebetulnya ingin dilihat oleh masyarakat dengan melakukan euforia berlebihan.

“Tetapi karena caranya kurang elegan dan mungkin tidak adanya pengetahuan bersosialisasi yang benar di jalan raya maka terlihat arogan,” kata Sony.

Melihat kasus tersebut, menurut Sony kesalahan ada pada anggota komunitas. Sebab, pengemudi tersebut memaksakan diri untuk menyusul dengan cara yang kurang sopan sehingga membuat orang lain tidak simpatik yang akhirnya berujung konflik.

Ilustrasi Konvoi Mobil di Indonesia. stanly Ilustrasi Konvoi Mobil di Indonesia.

“Tidak boleh juga menghakimi atau berasumsi salah terhadap tindakan pengemudi lain, apalagi sampai menegur dengan cara memotong dan mendatangi, itu cara yang salah. Pasti timbul miss komunikasi. Kalau alasan ketinggalan rangkaian, ya fokus saja kejar (rombongan), dengan kelakukannya toh justru makin jauh ketinggalan,” ucap Sony.

Sony mengimbau, kepada pengguna mobil yang kerap melakukan konvoi, untuk tidak egois di jalan raya, karena cepat atau lambat pasti akan bermasalah.

Baca juga: Pilihan Mobil Matik Baru di Bawah Rp 250 Juta Jelang Akhir 2023

Adapun bagi pengendara bila bertemu pelaku konvoi yang arogan di jalan raya jangan terprovokasi, kalau ada ruang sebaiknya diberi jalan, tetapi kalau tidak jangan dipaksakan, berkendara sesuai aturan.

“Kalau mereka memancing keributan, tutup dan kunci jendela jangan lupa rekam utk dilaporkan. Karena tidak ada satu pelajaran pun yang mereka dapatkan dari aksinya kecuali mempermalukan diri dan komunitasnya,” ujar Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com