Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Truk Tangki Pertamina dan Truk Ekspedisi Adu Banteng di Kalimantan

Kompas.com - 21/07/2023, 13:21 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan maut tabrakan "adu banteng" terjadi antara truk tangki Pertamina dengan satu unit truk ekspedisi di Jalan Trans Kalimantan km 52, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Dalam video yang diunggah akun Instagram, Daschcam Owners Indonesia, terlihat truk ekspedisi berjalan di jalur kiri dan dari arah berlawanan truk tangki Pertamina melebar masuk ke jalur berseberangan sehingga tabrakan tidak terhindarkan.

Baca juga: Modifikasi Kymco Jadul Ala Honda Ruckus

"Dalam kejadian ini, supir truk tangki pertamina atas nama Hermanto meninggal dunia akibat terjepit sedangkan dc atas nama Eko mengalami luka berat," tulis keterangan video dikutip Kompas.com, Jumat (21/7/2023).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dash Cam Owners Indonesia (@dashcam_owners_indonesia)

 

 

Ditengarai sopir truk tidak konsentrasi dan sehingga truk melebar dari jalur semestinya. Meski belum ada keterangan resmi mengenai penyebab kejadian, patut dicurigai karena kondisi tubuh yang lelah.

Jusri Pulubuhu, Training Director dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, sejumlah kecelakaan terjadi karena faktor kelalaian manusia atau human error.

Kejadian ini biasanya terjadi karena pengemudi mengabaikan tanda-tanda tubuh mulai mengalami lelah. Padahal kelelahan atau fatigue merupakan penyumbang terbanyak kecelakaan di jalan dengan fenomena microsleep.

Baca juga: Modifikasi Motor Listrik Bukan Kejar Gaya, Tapi Fokus Efisiensi

Kecelakaan maut tabrakan adu banteng antara truk tangki Pertamina dengan satu unit truk ekspedisi di Jalan Trans Kalimantan km 52, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Foto: Tangkapan layar Kecelakaan maut tabrakan adu banteng antara truk tangki Pertamina dengan satu unit truk ekspedisi di Jalan Trans Kalimantan km 52, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Jusri mengatakan, microsleep adalah keadaan ketika orang mengalami tidur singkat, atau hilangnya kesadaran dengan waktu singkat sekitar 3 sampai 5 detik.

Menurut Jusri, salah satu gejala awal fatigue, yaitu mata terasa agak berat dan bagian kelopak mata terasa ingin menutup. Hal ini menyebabkan Anda sulit berkonsentrasi dan sulit fokus saat mengemudi.

“Biasanya orang yang ngantuk akan sulit menjaga mobil tetap di jalurnya, dan kurangnya antisipasi,” ucap Jusri kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Tahukah Anda bahwa kantuk berlebihan dan tidur siang terlalu lama dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2? Tahukah Anda bahwa kantuk berlebihan dan tidur siang terlalu lama dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2?

“Biasanya orang mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik atau ngemil, padahal cara paling baik dengan segera menepi untuk istirahat,” kata Jusri.

Tak jarang, orang yang kelelahan akan memacu kendaraan lebih cepat. Cara ini sedikit banyak memang ada pengaruhnya, lantaran tubuh bakal mengeluarkan adrenalin.

Namun kata Jusri, pengaruhnya hanya sesaat. Malah tubuh akan semakin cepat lelah tak lama setelah mengeluarkan adrenalin.

“Untuk mengembalikan kondisi fisik, paling efektif caranya bisa dengan tidur. Bisa juga dengan melakukan sedikit gerakan perenggangan untuk memperlancar peredaran darah,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com