JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah menjual kendaraan bermotor, ada langkah yang harus dilakukan oleh sang pemilik, yaitu melakukan blokir data pada surat tanda nomor kendaraan (STNK).
Langkah ini perlu dilakukan guna menghindari tanggungan pembayaran pajak yang seharusnya bukan menjadi kewajiban Anda.
Jika nama Anda masih berstatus sebagai pemilik kendaraan itu, maka kendaraan yang baru terhitung sebagai kendaraan kedua. Dengan memblokir STNK, maka ketika Anda memiliki kendaraan baru tidak akan terkena pajak progresif.
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (9/6/2023) dasar hukum mengenai pajak progresif tertera dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.
Lebih detail pada Pasal 7 poin 1 disebutkan bahwa kendaraan bermotor pertama untuk kepemilikan pribadi dikenakan pajak sebesar 2 persen. Lantas untuk kendaraan kedua dan ketiga atas nama pemilik yang sama dikenakan pajak progresif 2,5 persen dan 3 persen.
Kelipatan pajak progresif sebesar 0,5 persen tiap pertambahan satu unit kendaraan atas nama pemilik yang sama dihitung sampai kendaraan ke-17.
Baca juga: Wanita Beli Mini Cooper Sudah Dua Tahun, tapi Belum Dapat STNK
Tentu jika dikenai pajak progresif, besaran biaya yang harus dibayarkan saat lakukan perpanjangan STNK jadi membengkak. Oleh karena itu, lebih baik STNK langsung diblokir setelah kendaraan dijual.
Proses pemblokiran kendaraan bisa dilakukan dengan mendatangi kantor Sistem Manunggal Satu Atap (Samsat) di daerah masing-masing.
Dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan blokir STNK adalah sebagai berikut:
Baca juga: Catat, Ini Biaya Pengurusan STNK Konversi Motor Listrik
Pemblokiran STNK juga bisa dilakukan secara daring. Pertama, Anda perlu melakukan registrasi terlebih dahulu di situs Pajak Online Jakarta di tautan https://pajakonline.jakarta.go.id menggunakan nomor KTP.
Selanjutnya berikut langkah-langkah melakukan blokir STNK:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.