Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Beli Mobil Bekas Sebaiknya Hindari Unit dari Daerah Ini

Kompas.com - 12/05/2023, 18:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil bekas (mobkas) masih sangat diminati konsumen karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan membeli baru.

Akan tetapi, ada anjuran ahli terkait pemilihan mobkas yang harus dipahami konsumen. Selain pemeriksaan kondisi mesin dan komponen, ternyata faktor daerah asal juga mempengaruhi kualitas mobil.

Juni Siswanto, Technical leader Auto2000 Ahmad Yani menjelaskan, konsumen sebaiknya menghindari mobkas yang berasal dari daerah-daerah pesisir pantai. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa sebab.

Utamanya, mobil yang lama digunakan di daerah pesisir otomatis akan rutin terekspos dengan udara yang mengandung garam mineral dan asam dari laut.

Baca juga: Jumlah Kendaraan Niaga di Indonesia Tembus 5,9 Juta Unit

Merapah Trans-Sumatera 2022 dengan Honda BR-V Prestige Honda Sensing KOMPAS.com/FATHAN RADITYASANI Merapah Trans-Sumatera 2022 dengan Honda BR-V Prestige Honda Sensing

“Garam dan asam itu kan sifatnya korosif sekali untuk logam-logam yang ada pada mobil. Makanya seringkali, mobil-mobil daerah peisisir sangat mudah berkarat,” kata dia kepada Kompas.com, Jumat (12/5/2023).

Juni menambahkan, karat yang timbul juga tidak bisa disepelekan, mengingat logam adalah material dari rangka dan komponen bagian dalam mobil.

Selain merusak rangka, udara pantai juga akan sangat mudah mengikis cat dan lapisan pelindung pada body mobil. Secara estetika, tentu ketampanan mobil bisa jauh menurun.

“Saran saya jika ingin membeli mobil di daerah pesisir, lebih baik lakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan total. Pastikan tidak ada yang namanya karat,” kata dia.

Baca juga: Jangan Cuek, Karet-karet pada Mobil Juga Harus Dirawat

Cat mobil mengelupas karena karat dari dalamKompas.com/Erwin Setiawan Cat mobil mengelupas karena karat dari dalam

Menurutnya, kosumen sebaiknya lebih berfokus pada kondisi komponen mesin dibandingkan body mobil. Hal itu lantaran pemulihan mesin jauh lebih mahal.

Body rusak tinggal dibetulkan dan repaint, tapi kalau mesin rusak PRnya banyak sekali,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau