JAKARTA, KOMPAS.com – Perjalanan mudik sering kali melibatkan jalur berkelok dengan tikungan tajam, tanjakan, serta turunan yang bisa memicu rasa mual dan mabuk perjalanan, terutama bagi penumpang.
Gaya mengemudi yang tidak stabil, seperti pengereman mendadak atau akselerasi tiba-tiba, dapat memperburuk kondisi ini.
Teknik berkendara yang halus dan terkontrol dapat menjaga kenyamanan seluruh penumpang.
Baca juga: Waktu Terbaik Mudik: Malam atau Pagi?
Menurut Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), pengemudi perlu memahami cara mengontrol kendaraan dengan baik agar perjalanan tetap nyaman.
"Pengemudi harus menghindari teknik berkendara yang agresif, seperti menikung dengan gaya racing line atau mengerem mendadak. Teknik ini bisa membuat penumpang kehilangan keseimbangan dan meningkatkan risiko mabuk perjalanan," kata Sony Susmana kepada Kompas.com, Rabu (26/3/2025).
Selain itu, Sony menekankan pentingnya menjaga ritme kecepatan saat berkendara di jalan berkelok.
Akselerasi dan pengereman yang halus sangat berperan dalam menjaga kestabilan kendaraan, sehingga penumpang tidak mudah merasakan efek guncangan yang berlebihan. "Keluar-masuk tikungan harus dilakukan dengan lembut dan tanpa banyak koreksi setir. Jalan yang licin akibat debu, oli, atau solar bisa menyebabkan kendaraan kehilangan traksi jika tidak dikendalikan dengan baik," ujarnya.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah sirkulasi udara dalam kabin.
Udara yang pengap atau minim oksigen bisa mempercepat rasa mual.
Baca juga: Alas Roban, Jalur Nostalgia Pemudik di Jawa Tengah
Untuk itu, disarankan membuka jendela atau mengatur ventilasi AC sesekali untuk membantu menjaga kesejukan dan kenyamanan selama perjalanan.
Bagi penumpang yang rentan mabuk perjalanan, Sony menyarankan untuk duduk di bagian depan kendaraan.
Posisi ini lebih stabil dan memungkinkan mata tetap fokus pada jalan, sehingga mengurangi efek pusing akibat pergerakan mobil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.