JAKARTA, KOMPAS.com - Kementrian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transparan (Baketrans) memprediksi jumlah pemudik tahun ini mencapai 123, 8 juta orang meningkat 14,2 persen dari tahun lalu sebanyak 85,5 juta.
Budiyanto, pemerhati masalah transportasi mengatakan, pemerintah perlu langkah antisipasi yang disiapkan dengan cukup baik. Jangan sampai kejadian 'Brexit' pada tahun 2016 terulang kembali.
Baca juga: BMW Tergelincir di Jalan Tol, Ingat Risiko Berkendara Saat Hujan
"Mungkin yang lebih penting bagaimana kita dapat mempetakan titik rawan penyebab kemacetan dan solusi yang tepat sehingga kejadian kemacetan 'Brexit' tahun 2016 tidak terulang kembali. Sampai menimbulkan kemacetan dan korban meninggal," kata Budiyanto dalam keterangan resmi, Kamis (30/3/2023).
Budiyanto mengatakan, titik rawan kemacetan untuk jalur darat dapat dibagi menjadi dua yaitu lewat jalan tol dan nontol. Sehingga penanggulangan penyebab tersebut bisa lebih fokus dan terperinci.
"Titik-titik rawan sebagai penyebab kemacetan selama ini baik di jalan tol maupun nontol secara kasat mata dapat mudah terdeteksi," ujar Budiyanto.
Baca juga: Yamaha Rancang Teknologi Self-Balancing Anti Jatuh
Budiyanto menyebut, untuk titik-titik rawan penyebab kemacetan di jalan tol, yaitu over kapasitas pada rest area, kemudian parkir pada bahu jalan, adanya kecelakaan lalu lintas dan ada kendaraan mogok.
Adapun titik rawan penyebab kemacetan di jalan nontol pada dasarnya ada tiga, yaitu pasar tumpah, kemudian wilayah yang ada pangkalan ojek, serta kondisi jalan menyempit alias bottle neck.
"Mapping titik rawan penyebab kemacetan dan bantuan teknologi kita harapkan dapat diformulasikan dalam rencan operasi yang komprenhensif untuk menangani arus mudik dan balik libur lebaran tahun 2023," kata dia.
"Dengan operasi yang direncanakan dengan baik dinamika arus lalu-lintas yang mungkin akan terjadi selama libur lebaran dapat tertangani dengan baik," ujar Budiyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.