Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Yamaha Bertahan dengan Mesin Inline-4 di MotoGP

Kompas.com - 01/03/2023, 17:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan keluarnya Suzuki, maka menyisakan Yamaha sebagai satu-satunya pabrikan yang masih menggunakan mesin inline-4 atau 4-silinder sejajar. Namun, Yamaha punya alasan kuat mengapa pertahankan mesin tersebut pada YZR-M1.

Menurut beberapa pabrikan, mesin paling ideal di MotoGP saat ini adalah yang memiliki konstruksi V4. Beberapa pabrikan yang menggunakan mesin tersebut, seperti Honda, Ducati, Aprilia, dan KTM.

Baca juga: Quartararo Pesimistis Motor YZR-M1 2023 Bisa Lebih Bertenaga

Lin Jarvis, Managing Director Yamaha Motor Racing, mengatakan, dirinya sering mendengar Yamaha adalah satu-satunya pabrikan yang menggunakan mesin Inline-4. Dia pun dengan santai menjawabanya.

Fabio Quartararo saat menjalani Tes Misano 2022Twitter @FabioQ20 Fabio Quartararo saat menjalani Tes Misano 2022

"Saya dengan senang menjawabnya, 'Iya, benar. Kami satu-satunya yang memiliki keuntungan tersebut'," ujar Lin Jarvis, dikutip dari Speedweek.com, Rabu (1/3/2023).

Menurut Lin Jarvis, mesin Inline-4 tetap kompetitif. Terbukti dari Suzuki yang menjadi juara dunia MotoGP 2020. Selian itu, di musim 2022, Suzuki juga berhasil mememangkan tiga seri berkat Alex Rins.

Baca juga: Bukan Cuma Trek Lurus, Quartararo Sebut Motor Yamaha Kalah di Tikungan

Bahkan, selama tiga tahun belakangan ini, dua dari tiga juara dunia menggunakan mesin Inline-4, yakni Joan Mir di 2020 dan Fabio Quartararo di 2021.

Fabio Quartararo saat sesi tes Valencia untuk MotoGP 2023Dok. Yamaha MotoGP Fabio Quartararo saat sesi tes Valencia untuk MotoGP 2023

"Jadi, Anda tidak bisa bilang mesin inline tidak kompetitif, kami kalah. Sebab, Yamaha juga finis di peringkat kedua di 2020 dengan Franco Morbidelli dan di 2020 dengan Fabio," kata Lin Jarvis.

Lin Jarvis menambahkan, Yamaha sangat yakin dengan konsep mesinnya. Untuk sekarang ini, Yamaha tidak akan mengubah arahnya dengan menggunakan mesin lain.

"Saya tidak bisa bayangkan perubahan dalam jangka waktu yang pendek. Sebab, jika kami berganti ke mesin V4 sekarang, kami jelas tidak memiliki keuntungan di awa. Kami akan tertinggal, karena hampir semua lawan memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dengan mesin tersebut," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com