Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Yamaha Bertahan dengan Mesin Inline-4 di MotoGP

JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan keluarnya Suzuki, maka menyisakan Yamaha sebagai satu-satunya pabrikan yang masih menggunakan mesin inline-4 atau 4-silinder sejajar. Namun, Yamaha punya alasan kuat mengapa pertahankan mesin tersebut pada YZR-M1.

Menurut beberapa pabrikan, mesin paling ideal di MotoGP saat ini adalah yang memiliki konstruksi V4. Beberapa pabrikan yang menggunakan mesin tersebut, seperti Honda, Ducati, Aprilia, dan KTM.

Lin Jarvis, Managing Director Yamaha Motor Racing, mengatakan, dirinya sering mendengar Yamaha adalah satu-satunya pabrikan yang menggunakan mesin Inline-4. Dia pun dengan santai menjawabanya.

"Saya dengan senang menjawabnya, 'Iya, benar. Kami satu-satunya yang memiliki keuntungan tersebut'," ujar Lin Jarvis, dikutip dari Speedweek.com, Rabu (1/3/2023).

Menurut Lin Jarvis, mesin Inline-4 tetap kompetitif. Terbukti dari Suzuki yang menjadi juara dunia MotoGP 2020. Selian itu, di musim 2022, Suzuki juga berhasil mememangkan tiga seri berkat Alex Rins.

Bahkan, selama tiga tahun belakangan ini, dua dari tiga juara dunia menggunakan mesin Inline-4, yakni Joan Mir di 2020 dan Fabio Quartararo di 2021.

"Jadi, Anda tidak bisa bilang mesin inline tidak kompetitif, kami kalah. Sebab, Yamaha juga finis di peringkat kedua di 2020 dengan Franco Morbidelli dan di 2020 dengan Fabio," kata Lin Jarvis.

Lin Jarvis menambahkan, Yamaha sangat yakin dengan konsep mesinnya. Untuk sekarang ini, Yamaha tidak akan mengubah arahnya dengan menggunakan mesin lain.

"Saya tidak bisa bayangkan perubahan dalam jangka waktu yang pendek. Sebab, jika kami berganti ke mesin V4 sekarang, kami jelas tidak memiliki keuntungan di awa. Kami akan tertinggal, karena hampir semua lawan memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dengan mesin tersebut," ujarnya.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/01/170200415/alasan-yamaha-bertahan-dengan-mesin-inline-4-di-motogp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke