Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumus 3 Detik Jaga Jarak Percuma kalau Tanpa Konsentrasi

Kompas.com - 09/01/2023, 12:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan di jalan tol kecelakaan yang bisa berakibat fatal. Salah satu yang kerap terjadi ialah tabrakan beruntun yang terjadi karena pengemudi lalai menjaga jarak dengan mobil depan.

Untuk mengurangi risiko tabrak belakang, ada rumus jaga jarak tiga detik. Penghitungan rumus ini dibuat agar pengemudi bisa membuat jarak aman saat rem mendadak sehingga tidak menabrak mobil depan.

Baca juga: PO KYM Trans Tambah 2 Bus Baru untuk Rute Jakarta- Surabaya

Rinciannya, waktu persepsi manusia selaku pengendara dalam mengemudikan kendaraannya dan melihat kendaraan lain di depannya pada saat melakukan pengereman mendadak adalah 1,5-2 detik.

Ilustrasi ruas jalan tol Tol Serpong?Balaraja (Serbaraja)Sinar Mas Land Ilustrasi ruas jalan tol Tol Serpong?Balaraja (Serbaraja)

Sedangkan 0,5-1 detik adalah reaksi mekanikal kendaraan agar secara cepat untuk menghentikan kendaraan atau menghindar. Jika kedua waktu tadi dijumlahkan, totalnya menjadi tiga detik.

Meski demikian, buktinya masih sering terjadi kecelakaan beruntun di jalan tol.

Baca juga: Baru Punya SIM C Tidak Bisa Langsung Bikin SIM CI dan CII

Menanggapi hal tersebut, Budiyanto, pemerhati masalah transportasi, mengatakan, teori soal jarak aman di jalan tol tidak ada yang absolut. Namun, teori tersebut secara rasional dapat digunakan untuk antisipasi.

Petugas melakukan pengamanan kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol Bawen-UngaranKOMPAS.com/Ist Petugas melakukan pengamanan kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol Bawen-Ungaran

"Teori yang sering kita dengar adalah teori 3 detik. Pada saat kita dihadapkan pada kendaraan di depan kita mengerem mendadak," kata Budiyanto kepada Kompas.com, belum lama ini.

Budiyanto mengatakan, fakta yang terjadi kecelakaan beruntun terjadi karena jarang sekali kendaraan satu dengan yang lainnya menunjukan jarak minimal atau jarak yang aman.

"Sehingga, pada saat dihadapkan darurat atau kendaraan di depannya rem mendadak benturan tidak dapat dihindari dan sulit untuk bermanuver melewati atau menghindar dari kendaraan di depannya yang rem mendadak," kata dia.

Baca juga: Revitalisasi Halte Kampung Melayu, Transjakarta Sediakan Shuttle Bus

Poster film Taxi Driver (2017), salah satu film tentang pengemudi mobilDok. IMDb Poster film Taxi Driver (2017), salah satu film tentang pengemudi mobil

"Berarti kuncinya bagaimana kita berdisiplin dalam tata cara berlalu lintas, termasuk bagaimana menjaga jarak minimal dan jarak aman dengan kendaraan di depannya," kata dia.

Bahkan, menurut Budiyanto, jika menjaga jarak aman dapat mencegah terjadinya kecelakaan lalu-lintas, hal yang paling penting dilakukan ialah konsentrasi.

"Bagaimana kita tetap konsentrasi dan kewajaran dalam berlalu lintas. Konsentrasi dan kewajaran mengendarai kendaraan bermotor juga menjadi faktor utama menghindari benturan, bermanuver. Faktor konsentrasi menjadi kunci utama," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau