JAKARTA, KOMPAS.com- Tren penyerapan mobil dan motor listrik memiliki sejumlah penghambat di lapangan. Salah satunya yaitu mengenai persepsi masyarakat soal kendaraan listrik.
Ki Darmaningtyas, pengamat transportasi dari INSTRAN (Institut Studi Transportasi), mengatakan, masyarakat belum paham mengenai keandalan dan keselamatan kendaraan listrik.
Baca juga: Cek Harga Mobil Listrik Bekas, Termurah Masih Rp 500 Jutaan
Soal keandalan produk, Darmaningtyas mengatakan masyarakat bisa mengacu pada kegiatan Touring Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sejauh 1.250 km dari Jakarta-Bali, yang dibuat Kementerian Perhubungan untuk mendukung pelaksanaan KTT G20.
"Terbukti dalam kegiatan touring tersebut, turut kendaraan besar (bus besar dan sedang), mobil biasa, dan mobil kecil (berkapasitas dua orang dan di desain sebagai city car), semua kendaraan tidak mengalami kendala teknis di lapangan," kata dia.
Sedangkan terkait dengan tingkat keselamatan kendaraan listrik, pabrikan sudah merancang bila terjadi tabrakan secara otomatis mesin akan mati sehingga tidak memiliki daya strum terhadap penumpang.
"Salah satu uji laboratorium dari kendaraan listrik itu adalah memasukkan baterai kendaraan listrik ke dalam kolam yang ada ikannya dan ternyata ikan-ikan di kolam tidak mati," kata Darmaningtyas.
Baca juga: Ganjil Genap di Bali Berlaku sampai 17 November 2022
"Kalau kendaraan listrik itu menyetrum, tentu ikan-ikan dalam kolam mati. Tapi ternyata ikan-ikan tersebut tetap hidup. Uji laboratorium ini membuktikan bahwa keselamatan pengguna kendaraan listrik terjamin," kata dia.
Karena itu penting untuk mengubah persepsi masyarakat mengenai keandalan dan keselamatan kendaraan listrik. Sebab jika sudah berubah dari negatife ke positif, maka penerimaan masyarakat akan penuh dan tidak ragu lagi.
"Sosialisasi bahwa kendaraan listrik itu handal dan berkesematan dirasakan amat mendesak untuk dilakukan oleh semua pihak, termasuk pemerintah," kata Darmaningtyas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.