Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Industri Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Dalam Negeri

Kompas.com - 25/09/2022, 14:41 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Industri baterai kendaraan listrik, menjadi komoditas yang sedang menanjak di Indonesia.

Beberapa perusahaan turut melakukan investasi dalam produksi baterai dalam negeri. Namun ada permasalaha di dalam ngeri yang berbenturan dengan beberapa hal.

Direktur Pemasaran PT Intercallin Hermawan Wijaya mengatakan, masih banyak yang salah kaprah dengan pemberitaan investasi dari industri baterai kendaraan listrik.

Padahal, perusahaan yang investasi baterai kendaraan listrik belum tentu mencakup untuk ekosistem baterai kendaraan listrik secara keseluruhan.

Baca juga: Hasil MotoGP Jepang 2022: Miller Juara, Bagnaia Kecelakaan dan Marquez Gagal Podium

“Secara industri ini beda. Baterai pack punya keunikan sendiri yang butuh beberapa material, sedangkan cell penuh dengan industri yang investasinya sangat besar. Untuk baterai pack tidak butuh investasi yang besar. Dia butuh teknologi tinggi yang mengarah ke perusahaan luar,” kata Hermawan kepada Kompas.com, Minggu (25/9/2022).

Hermawan menyebutkan, produksi baterai pack butuh material lanjutan lagi yaitu pabrik cell industri.

Maka jika ada investasi baterai pack, cell atau material baterai harus bicara secara menyeluruh bukan hanya menyebutkan pabrik baterai saja.

“Di Indonesia sendiri investasi yang ada baru baterai pack yang mana tidak membutuhkan investasi besar tapi penuh dengan teknologi tinggi. Sehingga butuh orang yang memiliki kemampuan, nah orang dengan kemampuan yang mumpuni ini butuh ada prakteknya,” kata Hermawan. 

Baca juga: Hasil Klasemen Moto2 Usai GP Jepang, Fernandez Masih di Puncak

Sementara itu, dalam produksi komponen baterai pack yang paling sulit adalah pembuatan BMS dan cell. BMS penuh dengan teknologi tinggi sehingga harus ada pihak dari Indonesia yang jagoan untuk membuat BMS.

Kemudian produksi cell butuh investasi besar yang mana investor akan percaya jika perusahaan sudah punya pengalaman dan buyer jelas.

“Ini dilema, misalnya investasi sudah besar tapi buyer tidak jelas. Pengusaha semuanya berfikir jika bangun usaha harus ada calon buyer biasanya. Cell industri masih sulit di bangun untuk skala Indonesia. Kita butuh waktu untuk berkembang karena ini industri baru bukan sekedar produk atau pabrik baru,” kata Hermawan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
negara dgn gaya masyarakatnya yg konsumtif kok masih mau mikirin teknologi baterai pak cell dll... tinggal beli aja jadinya nanti banyak yg jual... gitu aja kok repot


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau