SEMARANG, KOMPAS.com - Mengganti oli transmisi secara berkala menjadi salah satu bentuk perawatan mobil matik.
Sesuai rekomendasi pabrikan, pergantian pelumas transmisi dianjurkan tiap jarak 15.000 kilometer (km). Selanjutnya, flushing atau kuras oli matik tiap 40.000 km.
Lantas apa bedanya, mengganti oli dan flushing?
Menjawab hal ini, Foreman Suzuki Duta Cemerlang Motor Semarang Andik Sepdiantoro menjelaskan, keduanya memiliki perbedaan.
Baca juga: Harga Oli Mobil Transmisi Matik per Agustus 2022
Ganti oli matik biasa hanya membuang oli lama lewat lubang yang tersedia. Sementara untuk kuras, semua oli dalam bak carter penampungan diganti menggunakan mesin ATF changer.
"Ganti oli secara konvensional hanya membuang oli transmisi di bak penampungan atau karternya saja, sedangkan kuras oli (flushing) semua oli sistem transmisi diganti termasuk membersihkan residu atau kotoran," ucap Andik kepada Kompas.com, Senin (1/8/2022).
Mengganti oli transmisi matik secara flushing butuh volume lebih banyak saat akan diisi kembali. Bedanya, hampir dua kali lipat jika dibandingkan ganti konvensional.
"Kuras oli total membutuhkan oli lebih banyak, bahkan bisa mencapai 12 liter," katanya.
Demikian juga dikatakan, Hermas E Prabowo, pemilik Bengkel Worner Matik yang mengatakan, dengan melakukan pergantian oli transmisi lebih rutin, bisa jadi solusi menghindari kuras oli.
Menurut Hermas, dengan kualitas oli yang baik bisa mengurangi residu dan endapan-endapan partikel gram besi.
Baca juga: Ganti Oli Transmisi Matik, Baiknya Berdasarkan Waktu atau Jarak?
"Ganti oli rutin lebih baik, selain hemat dari sisi biaya juga menjamin keawetan komponen," ucap Hermas.
Berikut ini estimasi biaya ganti oli matik:
- Biaya jasa sebesar Rp 350 ribu.
- Kebutuhan oli matik sekitar 7 liter.
- Oli matik per liter 135.000