Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Motor Jangan Asal Ngerem, Ingat Lagi Teknik yang Benar

Kompas.com - 31/05/2022, 18:22 WIB
Gilang Satria,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

 


JAKARTA, KOMPAS.com - Mengendarai sepeda motor masuk dalam salah satu kategori kegiatan yang berisiko.

Pemotor dituntut tak cuma bisa "ngegas", tapi juga mampu membaca situasi dan paham teknik pengereman.

Tanpa teknik pengereman yang benar, besar kemungkinannya pengendara bisa saja terlibat kecelakaan.

Dengan kata lain, cara mengerem bisa jadi tindakan yang menentukan terjadinya kecelakaan atau tidak.

Baca juga: Jelang Libur, Hari Ini Jalur Puncak Terapkan Ganjil Genap

Seperti dalam video yang diunggah akun Instagram Dashcam Owners Indonesia, memperlihatkan pengendara motor berboncengan yang jatuh saat akan menyeberang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dash Cam Owners Indonesia (@dashcam_owners_indonesia)

Dari video terlihat pengendara motor tanpa helm ingin menyeberang dengan cara memotong jalan. Tapi dari arah berlawanan ada motor lain, pengendara itu kemudian mengerem dan jatuh ke arah kanan.

Baca juga: Rencana Mazda Indonesia Ekspor Mobil ke Australia Masih Ambigu

Kondisi tersebut bisa tejadi karena pengendara melakukan pengereman keras hingga ban terkunci. Terlihat dari video ban depan "ngegelosor" dan akibatnya membuat motor terjatuh.

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan, pada dasarnya mengerem mesti tahu kecepatan motornya, karena beda kecepatan beda caranya.

"Motor bisa dikendalikan kalau ada tiga elemen, yang semuanya dikendalikan si pengendara, makanya pengendara harus terampil dan bisa fokus penuh," kata Jusri kepada Kompas.com, belum lama ini.

First ride All New Honda Vario 160 di AHM Safety Riding & Training Center (AHSRTC), Cikarang, Jawa Barat, Rabu (2/2/2022).Foto: AHM First ride All New Honda Vario 160 di AHM Safety Riding & Training Center (AHSRTC), Cikarang, Jawa Barat, Rabu (2/2/2022).

  • Pelan

Saat kondisi motor pelan pada kecepatan di bawah 30 kpj maka pemotor disarankan hanya mengandalkan rem belakang saja.

“Sebab rem depan terlalu pakem, terutama yang sudah disc brake (cakram). Saat pelan, memakai rem depan mudah sekali membuat roda terkunci, dan kalau terkunci motor bisa langsung rebah,” katanya.

  • Sedang

Saat kecepatan motor diantara 30 kpj sampai 80 kpj, maka rem yang digunakan ialah kombinasi tiga rem, yaitu rem depan dan belakang, dibantu dengan pengereman mesin (engine brake).

“Caranya, dapatkan engine brake dengan menutup gas, dan ketika kecepatan sudah mulai turun baru gunakan kedua rem (rem depan dan belakang) secara halus dan bertahap," kata Jusri.

"Jika masih kurang cukup, maka aplikasikan engine brake tahap kedua dengan memindahkan gir ke posisi lebih rendah,” ujarnya.

  • Kencang

Ketika kecepatan motor sudah di atas 80 kpj, maka sudah masuk dalam katagori kencang. Jusri mengatakan, tekniknya tidak jauh berbeda dengan pengereman di kondisi sedang, hanya saja beda saat awal pengereman.

Baca juga: Dua Gebrakan Merek Jepang yang Bikin Motor China Meredup di Indonesia

Test ride Benelli PanareaFoto: KOMPAS.com/Adit Test ride Benelli Panarea

“Ketika kita mau ngerem pada kecepatan di atas 80 kpj, maka yang pertama harus dilakukan adalah menutup gas, kemudian baru rem depan tunggal. Begitu kecepatan turun hingga 80 kpj, baru gunakan kombinasi tiga rem tadi,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau