JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk kedua kalinya, Suzuki memutuskan untuk keluar dari MotoGP. Alasannya juga sama seperti sebelumnya, yakni masalah finansial.
Dalam keterangan resmi Suzuki Motor Corporation (SMC), disebutkan bahwa pabrikan asal Jepang itu pamit dari MotoGP salah satunya karena situasi ekonomi sekarang ini.
Untuk diketahui, anggaran untuk bersaing di kelas MotoGP memang tidak murah. Biayanya bisa mencapai ratusan miliar rupiah.
Baca juga: Kiprah Suzuki Setelah Kembali ke MotoGP pada 2015 hingga 2022
Dikutip dari Boxrepsol.com, Selasa (17/5/2022), satu unit mesin motor MotoGP harganya bisa berkisar 200.000 euro (sekitar Rp 3 miliar) hingga 250.000 euro (sekitar Rp 3,8 miliar).
Harga motornya sendiri bisa mencapai 3 juta euro (sekitar Rp 46,3 miliar). Maka dari itu, tak heran jika dalam kondisi ekonomi yang sulit, Suzuki Ecstar Team memutuskan untuk keluar dari MotoGP.
Tim balap juga harus menyiapkan biaya perbaikan. Jika motor terjatuh dan terseret beberapa meter, biayanya mungkin sekitar 15.000 euro (Rp 231 jutaan) hingga 20.000 euro (Rp 308 jutaan).
Baca juga: Spesifikasi Motor Balap Suzuki GSX-RR yang Sebentar Lagi Pensiun
Biaya tersebut untuk perbaikan bodi, footstep, tuas rem atau kopling, rem belakang, atau komponen lain yang mengalami kerusakan.
Sedangkan jika pebalap terjatuh cukup keras hingga motor terpental ke udara dan rusak parah, biaya perbaikannya bisa mencapai 100.000 euro (Rp 154 jutaan). Biaya tersebut digunakan untuk memperbaiki roda, rem cakram, suspensi, radiator, dan sensor-sensor.
Jika kecelakaannya sampai merusak swingarm, sasis, perangkat elektronik, tangki bahan bakar, atau mesin, perbaikannya tak kurang dari 500.000 euro (Rp 7,7 miliar).
Belum lagi pengeluaran lainnya di luar aktivitas balap, seperti akomodasi dan lain-lainnya. Untuk biaya perjalanan satu anggota tim bisa mencapai 1.200 euro (Rp 18,5 jutaan) tiap serinya.
Jika satu tim ada 30 orang, total biaya dalam satu musim bisa mencapai 700.000 euro (Rp 10,8 miliaran). Namun, itu belum termasuk biaya lain jika pimpinan tim, pebalap, hingga manajer ingin menggunakan penerbangan kelas satu.
Karyawan di hospitality juga tak kalah pentingnya. Hospitality berguna untuk tempat pebalap dan tim sarapan atau makan siang, serta menerima tamu. Biaya untuk satu musim bisa mencapai 600.000 euro (Rp 9,2 miliaran).
Selain itu, masih ada lagi pengeluaran lainnya untuk transportasi, kendaraan, dan keperluan lainnya yang jika dijumlahkan bisa lebih dari 2 juta euro (Rp 30,8 miliaran).
Tentunya, masih ada biaya-biaya lainnya yang tidak sedikit jumlahnya untuk menjalankan satu musim agar tiap tim dapat membalap dengan kompetitif, seperti gaji pebalap, gaji anggota tim, dan lainnya. Jika ditotal, biayanya dapat tembus hingga lebih dari Rp 100 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.