JAKARTA, KOMPAS.com - Aturan standar emisi Euro 4 untuk mesin diesel resmi berlaku di Indonesia mulai April 2022. Tak heran banyak merek kendaraan komersial mulai meluncurkan produk baru yang sesuai regulasi tersebut.
Salah satunya seperti PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) yang resmi merilis 29 varian baru Canter dan Fighter X, berteknologi Common Rail dengan standar Euro 4 yang diklaim lebih bertenaga dan memiliki torsi lebih tinggi.
Namun, di lain sisi, kehadiran mesin diesel dengan standar Euro 4 untuk kendaraan niaga mendatangkan tanda tanya. Pasalnya, bila tidak didukung konsumsi bahan bakar yang sesuai spesifikasi, hasilnya akan tidak maksimal.
Baca juga: Kata Mitsubishi Fuso Soal Efisiensi BBM Canter dan Fighter X Euro 4
Vice President Sales & Marketing PT KTB Aji Jaya mengatakan, dengan teknologi Euro 4 pada Canter dan Fighter X, otomatis penggunaan solar pun sudah berbeda karena memiliki ketentuan tersendiri.
"Dengan teknologi Euro 4, bahan bakar yang disarankan untuk memaksimalkan performa mesin Euro 4 adalah bahan bakar yang kandungan sulfurnya maksimal atau lebih kecil dari 50 ppm dan cetane number minimal 51," ucap Aji saat sesi media test drive di BSD, Jumat (26/3/2022).
Lantas, bagaimana bila masih ada konsumen yang menggunakan solar tak sesuai rekomendasi, apakah bisa menghanguskan garansi?
Menjawab pertanyaan tersebut, Sales and Marketing Director PT KTB Duljatmono mengatakan, pada dasarnya pemilik kendaraan harus mengikuti ketentuan bahan bakar yang sudah direkomendasikan agar garansi bisa diklaim.
Namun, hal tersebut tetap akan mendapat perhatian khusus dari KTB lantaran dari segi penyediaan atau penyebaran solar berkualitas di Indonesia juga belum begitu merata.
Baca juga: Isuzu Klaim Kendaraan Euro 4 Miliknya Aman Minum Semua Jenis Solar
"Soal garansi itu sama seperti sebelumnya, 2 tahun atau 50.000 km. Kalau mereka memakai Euro 4 fuel maka garansinya berlaku, tapi jika memakai non-Euro 4 itu akan kita lihat case by case. Karena kita tidak tahu itu situasinya seperti apa, mereka pakai BBM Euro 2 itu akibat tidak ada suplai atau sengaja," ucap Duljatmono.
Lebih lanjut, Duljatmono juga menjelaskan, rekomendasi konsumsi BBM Euro 4 sudah ditulis pada area tangki. Bila sengaja menggunakan di bawah itu, atau tak sesuai rekomendasi, nantinya akan dipelajari melalui investigasi teknis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.