Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sirkuit Mandalika Kotor Sehabis Hujan, Pebalap Dipaksa Membersihkan

Kompas.com - 12/02/2022, 09:42 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok, menjadi kotor sehabis diguyur hujan. Untuk membersihkannya, ternyata para pebalap yang dipaksa untuk melakukannya.

Sebelumnya, para pebalap MotoGP sempat turun ke lintasan hingga membuat motor balap dan baju balap yang digunakan kotor seperti melewati lumpur. Jalannya sesi tes pra-musim MotoGP 2022 sempat dihentikan dengan berkibarnya Red Flag.

Tidak lama kemudian, trek kembali dibuka dan para pebalap pun melanjutkan sesi tes. Tapi, ternyata kondisi tersebut menyebabkan kontroversi di antara pebalap dan Race Direction.

Baca juga: Lihat Dekilnya Motor dan Wearpack Pebalap Saat Mandalika Diguyur Hujan

Para pebalap MotoGP diajak untuk rapat membahas kondisi trek. Akhirnya, dibuat keputusan untuk mengeluarkan mandat yang mengharuskan masing-masing pebalap untuk turun ke lintasan dan melakukan 20 lap.

Tujuannya agar kotoran tersebut terangkat dan racing line menjadi bersih. Sehingga, kondisi trek bisa lebih membaik.

"Kami mengadakan rapat untuk memutuskan apakah mencoba membersihkan trek dengan mesin atau dengan motor. Setiap pebalap sebenarnya tidak benar-benar ingin membalap," ujar Andrea Dovizioso, dikutip dari Crash.net, Sabtu (12/2/2022).

Dovizioso menambahkan, jika bisa membersihkan trek dengan cara lebih baik, menggunakan mesin, maka lebih baik untuk tidak membalap hari ini dan menunggu hingga besok. Namun, tidak ada cara lain yang lebih baik dan pebalap yang harus melakukannya dengan motornya masing-masing.

Baca juga: Motor dan Wearpack Sampai Dekil, Ini Penyebab Trek Sirkuit Mandalika Kotor

"Semua orang takut, tapi pada akhirnya ini adalah keputusan yang tepat. Sebab, trek menjadi lebih layak di bagian racing line. Kami bisa mulai memahami trek, jalur, dan catatan waktu mulai normal," kata Dovizioso.

Brad Binder saat sesi tes pra-musim di Sirkuit MandalikaDok. @bradbinder Brad Binder saat sesi tes pra-musim di Sirkuit Mandalika

Dovizioso mengatakan, ini adalah keputusan yang tepat, tapi hal seperti ini tidak seharusnya terjadi. Racing line memang berangsur normal, tapi sangat sempit, dan pebalap tidak bisa melakukan kesalahan.

Menurut Brad Binder, keputusan tersebut sangat tepat. Binder mengatakan, membersihkan trek dengan mesin tidak begitu bagus, butuh karet untuk membersihkannya lebih baik.

"Masih kotor dan licin dan sangat mudah membuat ban depan atau belakang tergelincir, khususnya di permulaan. Sangat sulit untuk mempelajari trek, karena Anda tidak benar-benar pada jalur yang sempurna. Anda tidak bisa masuk lebih dalam dan tidak bisa selalu mempercayakan pengereman ketika menikung," ujar Binder.

Alex Marquez saat sesi tes pra-musim di Sirkuit MandalikaDok. @alexmarquez73 Alex Marquez saat sesi tes pra-musim di Sirkuit Mandalika

Takaaki Nakagami mengatakan, dirinya sempat melihat motor Fabio Quartararo ketika disalip. Motornya sangat kotor dan penuh dengan lumpur.

"Tapi, sejujurnya ini berangsur menjadi lebih baik, khususnya pada siang hari. Tingkat cengkeramannnya meningkat jauh," kata Nakagami.

Ide untuk mengharuskan pebalap turun ke lintasan dan melakukan 20 lap sebenarnya dari Alex Marquez. Dia mengaku bahwa dirinyalah yang memberikan ide tersebut pada Race Direction.

Hujan di Sirkuit Mandalika menyebabkan motor dan baju balap menjadi kotorDok. Red Bull KTM Hujan di Sirkuit Mandalika menyebabkan motor dan baju balap menjadi kotor

"Memang benar jika Anda melakukan kesalahan kecil, Anda akan keluar jalur, dan bisa terjatuh. Tapi, racing line tidak begitu buruk, dan cengkeraman dari aspal juga tidak buruk. Hanya saja sangat kotor. Tapi, dari tingkat cengkeramannya, tidak buruk," ujar Alex.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com