JAKARTA, KOMPAS.com – Bagi pemilik kendaraan roda dua atau roda empat pasti sudah tidak asing lagi dengan aki. Di pasaran aki terdiri atas dua jenis pilihan, yakni basah dan kering.
Kendati demikian, keduanya tetap menggunakan elektroda atau yang lebih populer disebut air aki. Hanya saja, pada aki kering, cairan itu berbentuk gel bukan cair.
Selain itu, perbedaan lainnya pada harga di mana aki kering lebih mahal dari aki basah.
Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, jika keunggulan dari masing-masing aki yang membuat perbedaan harga tersebut.
Baca juga: Pilihan Bus AKAP Jakarta-Surabaya, Lengkap dengan Daftar Harganya
“Karena memang aki kering itu maintenance free (MF) sehingga bebas perawatan, maka harganya mahal. Sedangkan aki basah, meskipun lebih murah butuh perawatan seperti penambahan air aki,” katanya pada Kompas.com, Selasa (4/1/2022).
Pada jenis aki kering, penguapannya lebih minim dibanding aki basah. Oleh karena itu, perlu penambahan cairan aki saat berkurang. Volume air juga harus selalu terjaga.
Menurut Didi, setiap dua bulan sekali pemilik harus memeriksa keadaan aki basah. Indikator berkurangnya air aki dapat diamati langsung pada tempat aki.
Sementara itu, pada aki kering dapat dilihat dari kaca yang ada pada aki. Jika berwarna biru artinya aki dalam keadaan baik, jika berkelir merah harus di cas.
Selanjutnya, apabila berwarna putih artinya aki kosong atau rusak. Hal ini dikarenakan air aki berubah menjadi basa bukan asam. Itu tandanya aki rusak dan harus diganti.
Baca juga: Tren Modifikasi Mobil 2022, Bodykit Tak Sekadar Fashion
Oleh sebab itu, Didi menyarankan bagi pemilik mobil yang punya tingkat kesibukan tinggi sangat tepat memilih aki kering.
Aki jenis ini cocok bagi pemilik mobil yang tidak memiliki waktu merawat kendaraan secara rutin. Setelah 1,5 tahun atau 2 tahun aki kering harus diganti. “Jenis aki mana yang lebih baik sebenarnya tergantung sebagai pemilik mobil,” kata Didi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.